Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Indonesia, Susutnya Budaya Baca

Kompas.com - 20/09/2008, 22:57 WIB

JAKARTA, SABTU-Perkembangan multimedia dan budaya menonton yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia, dan menjadi bagian dari budaya kita, merupakan tantangan yang harus dijawab. Sebab hal ini menyebabkan fenomena menyusutnya budaya baca. Walaupun jumlah penerbit bertambah, jumlah toko buku bertambah, budaya baca harus terus dipicu dan dipacu.

Demikian benang merah yang dikemukakan Presiden Komisaris Kompas Gramedia Jakob Oetama dalam orasinya tentang Peran Buku dalam Pengembangan Intelektualitas dan Karakter Bangsa, pada Syukuran 25 Tahun Penerbit Mizan, Sabtu (20/9) malam di Jakarta. Karena budaya baca yang masih rendah, Human Index Indonesia berada pada peringkat 107 dari 177 negara. "Membaca buku, budaya membaca, masih merupakan sesuatu yang harus kita picu dan pacu, agar Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara maju, " tandasnya.

Syukuran 25 Mizan yang bertajuk Menjelajah Semesta Hikmah, dihadiri sekitar 300 orang dan tampak hadir sejumlah tokoh antara lain Komaruddin Hidayat, Mudji Sutrisno, Anis Baswedan, Mochtar Pabotinggi, dan August Parengkuan.

Jakob Oetama menilai 25 tahun Mizan yang mengesankan tidak saja menjelajah semesta, tapi juga telah memberikan sumbangsih untuk membangun karakter bangsa, sesuatu yang masih diperlukan bangsa ini. "Dengan kerja keras, disiplin waktu, dan dengan rasa saling percaya dan menafikan rasa curiga, Mizan mencoba menjawab tantangan bangsa ini. Tantangan justru membangkitkan jawaban," ujarnya.

Direktur Utama Mizan Haidar Bagir mengatakan, tantangan yang dihadapi Mizan dan penerbitan buku pada umumnya tak kurang dari suatu cut throat competition . Sebuah samudera merah membentang di hadapan. Di satu sisi langkah-langkah yang sudah diambil Mizan selama ini tak mungkin diulang, tak mungkin lagi menengok ke belakang. Mizan tak mungkin lagi hanya melakukan business as usual.

Dengan kesadaran itulah, di usianya yang ke-25 tahun ini, Mizan memantapkan langkah untuk melanjutkan perjalanannya, bukan lagi dengan sikap anak muda yang ingin tampil eksklusif dan memonopoli kebenaran, namun dengan rendah hati mengakui bahwa mutiara kebenaran ada di mana-mana.

"Sebagaimana pesan Sang Nabi menjadi kewajiban orang-orang yang percaya untuk memungutnya. Di usia yang ke-25 tahun inilah, Mizan melanjutkan perjalanan Menjelajah Semesta Hikmah," ungkapnya.  
                                                                                                                        Kuntowijoyo Award Syukuran 25 Tahun Mizan juga ditandai dengan peluncuran Kuntowijoyo Award. Komaruddin Hidayat selaku Ketua Komite Kontowijoyo Award mengatakan, Kuntowijoyo namanya diabadikan untuk Kuntowijoyo Award guna mengenang dia selaku cendekiawan, pemikir dan penggagas ilmu sosial profetik dan ilmu sastra profetik yang telah menulis lebih dari 50 buku.

"Kuntowijoyo Award akan diberikan kepada para cendekiawan yang berprestasi dalam mengembangkan penelitian dan praktik di berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, " katanya.

Kepada hadirin sempat ditayangkan dokumenter tentang Kuntowijoyo yang semasa produktifnya sebagai penulis, karya-karya sastranya banyak meraih berbagai penghargaan. Bahkan ketika sembuh dari sakit, dengan dipaksakan, walau menulis dengan satu jari, Kuntowijoyo masih terus memberikan pemikiran buat bangsa. "Mas Kunto adalah sosok yang pantas diteladani, " tandas Komaruddin Hidayat.

Selain peluncuran Kuntowijoyo Award, Mizan juga memberikan penghargaan kepada Andi F Noya (Host Progran TV Kick Andy) sebagai tokoh yang berjasa bagi dunia perbukuan. Dan Penghargaan Penulis Paling Fenomenal kepada Andrea Hirata.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com