Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Agama Tes Keperawanan Pakai Jimat

Kompas.com - 28/01/2009, 11:57 WIB

PAMEKASAN, RABU — Dunia pendidikan kembali tercoreng. Delapan wali murid siswa kelas III SMPN 6 Pamekasan, Selasa (27/1), memprotes tindakan Thalib, guru pendidikan agama, yang dinilai mengarah pada pelecehan seksual terhadap muridnya.

Tindakan tak senonoh itu dilakukan Thalib dengan cara memanggil satu demi satu siswi ke ruang usaha kesehatan sekolah (UKS) untuk dites keperawanannya dengan menggunakan jimat.

Kedatangan wali murid ke sekolah itu membuat kaget Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 6 Budi Trianto. “Kami ke sini ingin bertemu Pak Thalib, tolong hadirkan segera,” kata Hasim, salah seorang wali murid dengan nada tinggi.

Menurut pengakuan sejumlah wali murid, anak-anak mereka belakangan ini terlihat sedih. Mereka mengaku takut kala bertemu Thalib, setelah dipanggil dan ditanya status keperawanannya.

Sebagai guru agama, tindakan itu tidak pantas dilakukan kepada anak didiknya, apalagi tindakannya mengarah pada pelecehan seksual. Persoalan perawan atau tidak bukan urusan guru, apalagi anak-anak mereka masih perawan.

Mendengar cerita wali murid, Budi Trianto hanya terdiam. Ia pun menyuruh guru lain memanggil Thalib. Saat menemui wali murid, Thalib membantah tudingan melakukan pelecehan seksual dengan jimat kepada muridnya.

“Semua itu tidak benar. Saya hanya menanyakan secara baik-baik kepada anak-anak. Tidak ada maksud tertentu, kecuali saya ingin memperbaiki akhlak anak-anak. Itu saja tujuan saya,” kilah Thalib.

Kemudian, delapan siswi yang diduga menjadi korban percobaan pelecehan seksual dipertemukan dengan Thalib. Salah seorang siswi, sebut saja Bunga (nama samaran), mengungkapkan, beberapa waktu lalu ia dipanggil Thalib ke ruang UKS dan ditanyai apakah sudah pacaran atau belum dan apa pernah berhubungan badan dengan laki-laki.

Merasa dirinya tidak pernah berhubungan badan dengan laki-laki, siswi itu menjawab dirinya masih perawan. Namun, Thalib tidak percaya dan mengeluarkan sebuah benda persegi empat yang diakui sebagai jimat, alat untuk mengetes keperawanan seseorang.

“Saat itu saya disuruh memegang jimat itu. Lalu, kaki kanan Pak Thalib beberapa kali disentuhkan ke paha saya. Apa maksud dari semua itu, saya tidak mengerti. Sejak kejadian itu, saya jadi takut pada Pak Thalib,” ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com