Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wah, Soal Ujian SNMPTN Tahun Ini Berbeda!

Kompas.com - 28/05/2009, 13:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Materi soal untuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada 1-2 Juli nanti dibuat berbeda dari materi soal tahun lalu.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Umum SNMPTN 2009 Prof H Haris Supratno di Jakarta, Kamis (28/5). Haris mengatakan, materi soal yang bersifat prediktif tersebut nantinya akan menjadi acuan untuk bisa mengetahui potensi calon mahasiswa sesuai program studi pilihannya.

Haris menambahkan, materi soal SNMPTN kali ini tidak mengulang materi yang sudah diujikan pada Ujian Nasional (UN) SMA/Sederajat. Soal-soal dibuat di luar kurikulum SMA/Sederajat untuk bisa melihat kemampuan dan kelulusan siswa yang akan menimba ilmu di bangku kuliah sesuai program studi yang dipilih.

"Kita ingin membuat tes SNMPTN ini beda dengan UN," kata Haris.

Pada penyelenggaraan SNMPTN tahun 2009 lalu, tambah Haris, tes yang dihadapi oleh calon mahasiswa adalah tes potensi akademik atau semacam tes psikologi, tes bidang studi dasar (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika), serta tes bidang studi IPA (Fisika, Kimia, dan Biologi) atau IPS (Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, dan PPKN).

Biaya pembelian formulir pendaftaran SNMPTN untuk Kelompok IPA/IPS sebesar Rp 150.000, sedangkan Kelompok IPC Rp 175.000. Untuk tahun ini, daya tampung calon mahasiswa di 57 PTN diperkirakan mencapai 85.000-90.000 kursi.

Menurut Haris, hasil tes SNMPTN tahun ini diberi bobot yang berbeda. Untuk tes potensi akademik bobotnya 30 persen dan bidang studi 70 persen. Pembobotan itu dibedakan dengan program studi yang ada ujian praktiknya, seperti program studi olah raga dan seni.

Sementara itu, bobot untuk tes potensi akademik dan bidang studi ditetapkan 60 persen, sedangkan untuk bobot tes praktik ditetapkan sebesar 40 persen. "Dulu tes praktik cuma ditentukan lulus dan tidak lulus. Kebijakan seperti itu merugikan calon mahasiswa, karena itu mulai tahun ini ujian praktik diberi pembobotan," kata Haris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com