Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SNMPTN Tidak Lagi Terkontaminasi "Bimbel"

Kompas.com - 02/06/2009, 16:12 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Selain memberlakukan sistem persentil atau Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP) dengan bobot nilai 70 persen, SNMPTN 2009 juga menambahkan satu materi tes lain, yaitu Tes Potensi Akademik (TPA) dengan bobot penilaian 30 persen.

Menurut Penjamin Kualitas Panitia Lokal SNMPTN 2009 Bandung, Ir Adang Surahman, Selasa (2/6), TPA merupakan tes kemampuan berpikir secara logis. Namun, tambah Adang, tes tersebut berbeda dengan psikotes yang penanganannya harus ditangani khusus oleh psikolog.

Adang mengatakan, TPA bertujuan untuk menjaring peserta SNMPTN dengan menekankan penilaian pada tiga poin kemampuan, yaitu kemampuan komunikasi, analisis, serta hitungan.

"TPA merupakan indikator penilaian intelegensia alamiah peserta, selain untuk menjaring siswa yang betul-betul memiliki kemampuan yang komprehensif," ujar Adang. Tes tersebut, lanjut Adang, juga berguna sebagai indikator penilaian yang bebas dari kontaminasi bimbingan belajar (bimbel).

"Sebab, kebanyakan siswa yang lulus dan bisa mengerjakan soal tes itu hanya karena telah hafal rumus yang didapatkannya di bimbel dan bukan murni kemampuan berpikir mereka sendiri," kata Adang.

Adang menambahkan, TPA  juga bertujuan untuk menekan angka drop out (DO). Hal itu karena TPA akan memberikan penilaian dan pertimbangan cocok tidaknya siswa bersangkutan diterima di jurusan yang dipilihnya.

Banyak kasus terjadi selama ini, siswa yang diterima masuk PTN tidak bisa menyelesaikan kuliahnya lantaran salah satu faktor penyebabnya adalah ketidakcocokan dengan jurusan yang dipilihnya sendiri.

"Setiap tahun persentase mahasiswa DO yang masuk lewat jalur SNMPTN cenderung tidak menurun, berbeda dengan mahasiswa yang lolos lewat jalur Ujian Saringan Masuk (USM) yang jumlahnya terus menurun meski persentasenya lebih besar," tambah Adang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com