Siswa Berani Boikot UN? Bersiaplah Dipecat!

KENDARI, KOMPAS.com — Pihak sekolah di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengancam akan memecat siswa yang menolak atau menggalang aksi boikot pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Pengganti yang dijadwalkan mulai hari ini, Kamis (11/6).

"Saya sampaikan kepada siswa bahwa kebijakan DPRD dan Dinas Pendidikan Nasional dapat ditentang, tetapi pihak sekolah tidak bisa. Sekolah dapat memecat mereka dan akhirnya mereka bersedia ikut UN pengganti," kata Kepala SMP 9 Kendari, Nurdin Tunggila, di Kendari, Kamis.

Sepintas bersifat ancaman, tetapi menurut Nurdin, tidak ada niatnya untuk menakut-nakuti atau membungkam kebenaran yang disuarakan para siswa. Namun, karena UN Pengganti sudah menjadi keputusan tertinggi yang ditetapkan oleh institusi terkait, hal itu harus ditaati.

"Perasaan siswa yang menolak UN Pengganti dengan tuduhan SMP 9 membocorkan naskah ujian sama dengan kami, kalangan guru, bahwa tuduhan ini kami tidak terima karena menyangkut nama baik sekolah ini," kata Nurdin.

Berdasarkan pantauan di SMPN 9 Kota Kendari, sebelum memasuki ruang kelas, para siswa sempat bereaksi untuk menolak pelaksanaan UN Pengganti. Namun, hal itu dapat dijinakkan oleh para guru mereka.

Sebelumnya, pada Rabu (10/6), ratusan siswa SMP se-Kota Kendari menggelar aksi unjuk rasa menolak UN pengganti di DPRD Sultra dan Kantor Diknas setempat. Siswi SMPN 9 Kendari, Waode Asriani, mengatakan terpaksa ikut ujian karena tidak ada lagi kesempatan untuk mengelak.

"Kami sebenarnya tidak mau ujian, tetapi karena pihak sekolah mengancam mencoret nama yang menolak ujian, maka kami harus ikut," kata Waode.