Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meminimalkan Plagiarisme di Perguruan Tinggi, Bisa?

Kompas.com - 08/07/2009, 18:16 WIB

MELBOURNE, KOMPAS.com - Plagiarisme mungkin saja tak bisa dihilangkan sama sekali. Adanya software pendeteksi plagiarisme juga bukan jaminan meniadakan 100 persen peniruan atau penjiplakan karya yang dilakukan orang-orang berpendidikan tinggi di Australia.

Namun, upaya untuk meminimalkan plagiarisme di perguruan tinggi, mulai dari jenjang diploma hingga doktor, harus terus dilakukan. Informasi itu gencar dilakukan tiap kampus lewat website mereka atau pelatihan kepada staf kampus.

Seperti di website Center for the Study of Higher Education Universitas Melbourne, pedoman untuk meminimalkan plagiarisme di kalangan akademik Australia cukup lengkap. Pemahaman yang komprehensif itu utamanya harus dimulai dari staf dan dosen.

Untuk bisa membuat antiplagiarisme berjalan dengan baik, kebijakan itu harus merupakan kolaborasi di setiap level kampus dan individu di dalamnya. Pendidikan untuk mahasiswa tentang konvensi kepengarangan dan penghargaan hak atas kekayaan intelektual terus disosialisasikan.

Plagiat itu beragam bentuknya, seperti mencontek saat ujian dari mahasiswa lain, menggunakan catatan yang tidak diperbolehkan, atau pertolongan lain. Bisa juga mengunduh informasi atau material lain dari internet dan mempresentasikannya sebagai milik sendiri tanpa mengakuinya.

Dari kajian yang dilakukan, ada beragam alasan mahasiswa untuk plagiat. Bisa karena tekanan individu untuk sukses dan takut gagal, harapan untuk dihargai, atau adanya kesempatan untuk tidak jujur.

Dalam menjalankan kebijakan antiplagiarisme itu, perguruan tinggi tidak berfokus untuk menangkap dan menghukum mahasiswa. Pencegahan dinilai lebih baik.

Oleh karena itu, pada tahun pertama kuliah mahasiswa lokal dan internasional diberi pemahaman yang mendalam soal plagiarisme. Bahkan, mahasiswa yang punya kesulitan belajar diminta untuk mendapat bantuan di unit pelayanan mahasiswa yang disediakan kampus.

Sering kali mahasiswa terbatas pemahamannya soal plagiarisme. Mahasiswa perlu diberi keterampilan untuk menyimpulkan, membuat paragraf, membuat kutipan, hingga menggunakan referensi. Selain itu, mereka juga perlu diajari soal manajemen waktu, beban kerja, dan manajemen stres.

Software pendeteksi plagiarisme hanyalah alat. Yang terpenting, dosen dan staf tidak jera untuk membangun sikap antiplagiarisme di lingkungan perguruan tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com