Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Joki SNMPTN, Terburuk dalam Kurun 15 Tahun

Kompas.com - 09/07/2009, 20:20 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Kasus perjokian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri di Makassar yang melibatkan 14 mahasiswa Institut Teknologi Bandung adalah yang terburuk dalam kurun waktu 15 tahun terakhir.

Hal itu terungkap dalam jumpa pers pengungkapan kasus perjokian di Makassar yang melibatkan 14 mahasiswa ITB, Kamis (9/7) di Gedung Rektorat ITB.

Berdasarkan catatan, kasus perjokian terbesar yang melibatkan mahasiswa ITB terjadi pada tahun 1994. Di bawah koordinasi Indra Djati Sidi, Pembantu Rektor Kemahasiswaan ITB ketika itu, 35 mahasiswa ITB yang terlibat sindikat perjokian dikeluarkan dari ITB.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan ITB Widyo Nugroho di dalam jumpa pers mengatakan, ke-14 mahasiswa ITB itu kini juga dikenai ancaman sanksi serupa yaitu setinggi-tingginya dikeluarkan dari ITB.

Meskipun putusan sanksi belum ditentukan karena masih harus melalui proses persidangan Komisi Penegakan Norma Kemahasiswaan yang akan dilangsungkan Jumat (17/7) Pukul 14.00, Widyo memberikan isyarat kemungkinan adanya pemberian sanksi terberat berupa pemberhentian.

Orangtua mereka (ke-14 mahasiswa) tentu akan dikabari sebelum proses sidang. Begitu juga nantinya jika SK (surat keputusan) dijatuhkan. Di satu sisi, sulitlah dibayangkan bagaimana nanti ortu menerima kabar ini. "Apalagi, orangtua dari salah satu pelaku ternyata punya sakit jantung," ujar Widyo.

Para pelaku pun, jika dikeluarkan, terancam dimasukkan dalam daftar hitam (black list ) ITB. Artinya, tidak mungkin mereka bisa diterima sebagai mahasiswa ITB lagi di kemudian hari. Demi kepentingan yang lebih besar, yaitu menegakkan sendi-sendi norma, asas, dan tujuan ITB, sanksi yang berat, apa pun bentuknya, tetap harus dilakukan.

Namun, ucapnya, ada kemungkinan para pelaku tidaklah seluruhnya dijatuhi sanksi terberat, yaitu dikeluarkan dari ITB. "Akan kami gali sejauh mana tingkatan kesalahan serta peranan mereka, apakah bisa dibuat gradasi (tingkatan) dari kesalahan atau tidak," ucap Widyo kemudian.

Memohon ampun

Dari hasil penelusuran ke Makassar, Ketua Komisi Penegakan Norma Kemahasiswaan ITB Nanang Puspito mengatakan, kelima pelaku perjokian asal Makassar yang ditemui pihaknya telah mengakui kesalahannya.

"Bahkan sebelum kami bicara, mereka sudah lebih dahulu memohon ampun ke kami. Bahkan, sambil menangis. Jujur, saya pun tidak percaya kalau IS (salah satu pelaku) berani melakukannya. Wajahnya sungguh lugu dan polos," ucap Nanang kemudian.

Dari hasil penelusuran terungkap bahwa ke-14 pelaku ternyata tidak seluruhnya ikut terlibat sebagai operator secara langsung, yaitu terdaftar sebagai peserta ujian SNMPTN. Hanya sepuluh di antaranya yang mengikuti tes di kelas dan menyebarluaskan hasil jawaban ke pemakai jasa di satu ruangan itu.       

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com