Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duh Kasihan...Gaji Guru Indonesia di Sabah Disunat!

Kompas.com - 24/07/2009, 20:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib guru Indonesia memang mengenaskan, jika di dalam negeri banyak guru yang tidak mendapatkan gaji yang layak, ternyata di luar negeri nasibnya tidak jauh berbeda, gaji disunat!

Demikian dikeluhkan oleh Unari, perwakilan dari Forum Guru Tidak tetap, sebuah forum yang mewakili seratusan guru yang dikirim ke Sabah, Malaysia untuk mengajar anak-anak TKI yang ada disana.

Dalam konferensi pers di sekretariat Indonesia Coruption Watch (ICW), Jakarta Jumat (23/7) Unari menjelaskan adanya kejanggalan dalam penggunaan anggaran untuk guru-guru yang dikirim. Sebagai contoh, dalam hal gaji dan biaya transportasi, alokasi dalam Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) ternyata berbeda dengan yang diterima oleh para guru.

"Kami dijanjikan menerima insentif sebesar 6 juta rupiah, tapi yang kami terima hanyalah 4,9 juta. jadi ada selisih sekitar 1 jutaan/bulan/guru," jelas Unari.

Menurut Depdiknas, Lanjut Unari, selisih tersebut akan diberikan pada Humana, LSM yang ikut mengurus masalah pendidikan anak-anak TKI di Sabah, tapi ketika diperiksa dana yang disetor ke Depdiknas hanyalah 400an ribu/bulan/guru.

Selain itu ada pula selisih dana transportasi,  pelatihan dan operasional selama di Malaysia, dan beberapa anggaran lainnya.

Berdasarkan penghitungan Unari dan timnya, diduga negara dirugikan minimal 3 miliar rupiah lebih. Ini belum termasuk dugaan penyelewengan lain seperti masalah gaji guru yang sudah berhenti, kenaikan gaji, dan beberapa kegiatan operasional lainnya.

Ditemani Lody Paat, Koordinator Koalisi Pendidikan dan Ade Irawan dari ICW, Unari berharap agar pihak-pihak yang berwenang bisa segera mengusut masalah ini, bahkan jika perlu meminta BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) untuk melakukan audit dan hak-hak guru bisa dikembalikan sebagaimana mestinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com