Yogyakarta, Kompas - Ribuan mahasiswa baru di sejumlah kampus mengikuti masa orientasi studi dan pengenalan kampus yang dikenal dengan ospek. Masa ospek masih diperlukan agar mahasiswa tidak mudah terpengaruh kelompok negatif di luar kampus, salah satunya organisasi radikal yang berkedok agama.
Direktur Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada Haryanto menuturkan, selain mengenalkan kehidupan kampus, ospek terutama bertujuan membentuk ikatan antarmahasiswa baru seangkatan. ”Menurut penelitian yang kami lakukan, mahasiswa baru yang tidak punya ikatan kuat dengan teman seangkatannya sangat mudah terseret dalam kelompok- kelompok negatif di luar kampus itu,” katanya, seusai acara penyambutan mahasiswa baru UGM oleh Rektor UGM, Yogyakarta, Selasa (18/8).
Kejadian itu terutama terjadi pada mahasiswa dari luar daerah. Karena merasa kesepian dan tidak punya kelompok di kampus, mereka mudah menerima ajakan bergabung dengan kelompok-kelompok tersebut. Kondisi itu diperparah karena tidak ada yang memantau para mahasiswa yang rata-rata jauh dari keluarga.
Masa ospek UGM yang bernama Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB) itu wajib diikuti semua mahasiswa baru UGM. Tahun ini, kegiatan itu berlangsung 19-21 Agustus dengan peserta 9.092 mahasiswa.
Menurut Haryanto, pihak rektorat melarang segala bentuk kekerasan selama kegiatan. Akan tetapi, tidak ada larangan terhadap kegiatan yang bersifat fisik selama kegiatan tersebut beralasan. Kebijakan ini diambil karena ikatan akan lebih mudah terbentuk melalui kegiatan- kegiatan fisik tersebut. (IRE)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.