Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penulis Muda Belum Memperoleh Perhatian

Kompas.com - 25/10/2009, 20:51 WIB

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com-Potensi menulis anak-anak dan generasi muda belum banyak memperoleh perhatian. Padahal, potensi kreatif di bidang ini sangat besar dan bisa menjadi jembatan untuk memecahkan berbagai permasalahan remaja.

Besarnya potensi ini terlihat dari karya tulis anak-anak dan generasi muda yang diterbitkan di media massa. Menurut pantauan Persahabatan Wartawan Cilik Yogyakarta (PWCY), setiap bulan anak-anak Yogyakarta menghasilkan antara 30-50 karya tulisan yang tersebar di berbagai media massa baik nasional maupun daerah.

"Bisa jadi dari daerah lain akan lebih besar karena daerahnya lebih luas dan jumlah anak-anaknya juga lebih banyak," kata Pembina PWCY Sutrisno Emry di sela-sela peringatan Sumpah Pemuda 2009 PWCY di kediaman budayawan Alm YB Mangunwijaya, SJ, Sleman, DI Yogyakarta (DIY) , Minggu (25/10).

Sutrisno mengatakan, besarnya potensi kreatif pada anak-anak itu belum banyak diketahui masyarakat. Hal ini salah satunya terlihat dari masih minimnya penghargaan untuk penulis anak-anak maupun remaja. Padahal, kegiatan menulis bisa menjadi sarana pendidikan karakter dan mengembangkan kreatifitas anak-anak.

Selain itu, tulisan mereka juga bisa menjadi jembatan orang dewasa untuk memahami permasalahan generasi muda. Meskipun temanya beragam, tulisan anak-anak tersebut umumnya mengungkapkan pandangan dan pengalaman pribadi anak-anak dengan spontan dan jujur.

Pada peringatan Sumpah Pemuda 2009 yang berlangsung 24-28 Oktober tersebut , PCWY dengan dukungan Dinamika Edukasi Dasar, Pemerintah Daerah DIY, dan Kabupaten Sleman berusaha menghimpun sekitar 30 penulis generasi muda dari Yogyakarta yang sudah pernah menerbitkan karyanya. Usia mereka berkisar dari 10-20 tahun atau dari kelas IV SD hingga mahasiswa tingkat pertama.

Sutrisno mengatakan, rumah budayawan YB Mangunwijaya, SJ dipilih sebagai lokasi kegiatan dengan maksud untuk menularkan nilai-nilai tokoh yang telah menghasilkan ratusan tulisan tersebut. Ke depan, kegiatan ini diharap bisa menjadi awal gerakan menulis di kalangan generasi muda. " Untuk kali pertama ini kami ingin menularkan kesederhanaan dan proses kreatif penulisan tokoh besar tersebut," ujarnya.

Selama lima hari berlangsung, kegiatan diisi dengan pelatihan menulis kreatif yang menghadirkan sejumlah tokoh bidang penulisan sebagai narasumber serta pameran 1.000 tulisan anak Yogyakarta yang pernah diterbirkan di media massa . Hadir sebagai peserta dalam kegiatan tersebut sejumlah novelis muda Yogyakarta yang telah menerbitkan tiga novel Zheitta Vazza Devi (18).

Vazza, demikian gadis yang selalu menggunakan alat bantu dengar itu dipanggil, berharap agar pemerintah dan masyarakat lebih banyak memberi ap resiasi pada para penulis muda. Apresiasi ini bisa diwujudkan dengan lomba penulisan maupun komunitas penulis muda. "Apresiasi sangat penting untuk merangsang anak muda untuk terus berkarya," katanya.

Selain itu, ujar Vazza dengan suara cadel, orangtua maupun guru juga perlu memberi ruang agar kreatifitas anak bisa terus berkembang. Selama ini, ruan g kreatifitas anak di luar aktifitas sekolah cenderung dibatasi dengan berbagai tuntutan akademis dan sekolah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com