Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadikan Ilmuwan Indonesia di LN sebagai Aset Bangsa

Kompas.com - 26/10/2009, 15:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ilmuwan Indonesia yang ada di luar negeri harus dijadikan aset bangsa. Karena itu, para ilmuwan tersebut perlu diberdayakan untuk kepentingan bangsa. "Dengan melihat banyaknya ilmuwan sukses di luar negeri serta potensi mahasiswa di luar negeri yang sudah mencapai 50.000, tampaknya penting untuk diorganisasi dan diberdayakan untuk kepentingan bangsa," kata Arif Satria, Wakil Ketua Umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4), di Jakarta, Senin (26/10).

Para ilmuwan Indonesia di dalam dan luar negeri kemudian bergabung dalam I-4 yang didirikan pada 5 Juli 2009 di Den Haag, Belanda. Pemantapan perkumpulan ilmuwan itu dilanjutkan dengan musyawarah internasional pada akhir pekan lalu di Tanah Air.

Arif yang juga Direktur Riset dan Kajian Strategis Institut Pertanian Bogor menjelaskan, saat ini memang banyak ilmuwan Indonesia yang telah berkarier sebagai peneliti ataupun dosen di sejumlah universitas di luar negeri yang karya-karyanya telah diakui di dunia internasional. Misalnya Johny Setiawan, peneliti di Max Planck Institute, Heidelberg Jerman, adalah penemu planet ekstrasurya yang diberi nama HD 11977b. Juga penemuan planet yang mengitari sebuah bintang yang sangat muda, bernama TW Hydrae. Planet tersebut masih dalam piringan cakram debu dan gas yang mengelilingi bintang induknya. Demikian juga Khoirul Anwar, peneliti di Jepang, yang berhasil merombak pakem efisiensi alat komunikasi seperti telepon seluler. Hasilnya, meningkatkan kecepatan data yang dikirim. Dan masih banyak lagi ilmuwan sukses di luar negeri.

Pembentukan I-4 disepakati memiliki misi untuk meningkatkan koordinasi dan kerja sama antar-ilmuwan di luar negeri dengan ilmuwan di dalam negeri, juga dengan pihak pemerintah, swasta, ataupun masyarakat. Selain itu, untuk meningkatkan kompetensi ilmuwan Indonesia di luar negeri guna mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Misi lainnya bertujuan memperkuat kualitas sumber daya manusia di Indonesia melalui proses alih IPTEK yang disesuaikan dengan identitas dan kultur bangsa. Oleh karena itu, dalam jangka pendek I-4 akan mengembangkan database kepakaran ilmuwan Indonesia di luar negeri sebagai instrumen penting dalam memfasilitasi kerja sama internasional antara ilmuwan indonesia di dalam dan luar negeri. Selain itu, I-4 akan dijadikan wadah komunikasi dan informasi hasil-hasil riset terkini di dunia yang dapat dijadikan referensi bagi peningkatan kompetensi riset nasional.

Musyawarah Internasional berhasil memilih Ketua Umum Nasir Tamara (Peneliti di Singapura). Selain itu, dipilih empat Wakil Ketua Umum yang terdiri dari Arif Satria (Indonesia), Johny Setiawan (Jerman), Khoirul Anwar (Jepang), dan Riza Muhida (Malaysia). Sekretaris terpilih adalah Ahmad Aditya (Belanda) dan Dolly Kurnia (Indonesia).

Duduk sebagai Dewan Penasihat adalah para profesor di dalam dan luar negeri, antara lain Yohanes Surya dan Anies Baswedan (Indonesia); dari Amerika Serikat ada Nelson Tansu, Yow Pin Lim, Etin Anwar, Oki Gunawan, dan Ken Sutanto. Dari Singapura diwakili Andreas Raharso, dari Belanda diwakili Andrea Paresthu, Fadlolan Musyaffa (Mesir), Ugi Suharto (Bahrain), Agusman Effendi (Indonesia), dan Priyambudi Sulistyanto (Australia).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com