DENPASAR, KOMPAS.com ”Berbagai kendala ini harus menjadi pemicu semangat untuk bekerja lebih keras lagi memberi pemahaman serta mengembangkan kewirausahaan,” kata Direktur Program K-12 Ciputra Entrepreneurship School (CES) Dwi Sunu Pebruanto, pada konferensi nasional ”Membangun Masa Depan Sekolah Melalui Inovasi dan Entrepreneurship”, di Bali, Rabu (18/11). Kegiatan yang diikuti 189 guru, kepala sekolah, dan institusi pendidikan dari 16 provinsi ini berlangsung 18-20 November. Kegiatan ini merupakan rangkaian Global Entrepreneurship Week (GEW) Indonesia yang diikuti oleh 86 negara lainnya. GEW adalah kampanye global untuk entrepreneurship di kalangan muda, termasuk sekolah dan perguruan tinggi, yang dimotori dua organisasi kelas dunia, yaitu Make You Mark dari Inggris serta Ewing Marion Kauffman Foundation dari Amerika Serikat. Menurut Dwi Sunu Pebruanto, untuk mengembangkan kewirausahaan sejak dini, guru harus menjadi ujung tombaknya. ”Kewirausahaan bukan berarti berdagang, tetapi mengembangkan sikap kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan semua potensi yang ada,” kata Sunu. Direktur Eksekutif Asosiasi Yayasan untuk Bangsa Thomas Bambang mengatakan bahwa kewirausahaan melatih peserta didik untuk kreatif dan mandiri. ”Kita tidak ingin anak didik kita lulus kemudian mendapat predikat pengangguran karena mengandalkan lapangan pekerjaan. Melalui pendidikan kewirausahaan, anak didik dilatih untuk kreatif dan mandiri, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri,” kata Thomas Bambang.