Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan IPB Hasilkan Telur Rendah Kolesterol

Kompas.com - 19/11/2009, 16:44 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan teknologi penghasil telur tinggi DHA rendah kolesterol. Yakni, dengan memberi pakan ayam dengan suplemen omega-3 yang berasal dari limbah perebusan ikan sardin dan ampas tahu.

"Teknologinya sederhana. Kami hanya memanipulasi pakan yang diberikan pada ayam petelur dengan suplemen omega-3 selama tiga minggu berturut-turut," kata Prof Dr Ir Iman Rahayu Hidayati Susanto MS, di Kampus IPB  Baranagsiang, Bogor, Kamis (19/11).

Guru besar pakar unggas tersebut,  melakukan penelitiannya bersama Dr Komari, dari Litbang Gizi Departemen Kesehatan Bogor, pada tahun 2005. Formula supleman omega-3 khusus untuk  ayam petelur itu, kini sudah memiliki sertifikat paten dengan nomor  P 0023652.

Supleman omega-3  tersebut, berbahan baku limbah rebusan ikan sardin dan ampas tahu kering. Limbah itu diemulsi dan dispersikan menjadi  ekstrak lemak pekat. Lalu, ekstrak tersebut dicampur ampas tahu yang sudah dihaluskan. Perbandingannya, 1:1.

Dipilih limbah rebusan ikan sardin karena hasil penelitian meninjukan limbah tersebut banyak mengandung omega-3, 6, dan 9 dan kualitasnya lebih bagus dibanding sumber omega-3 dari tumbuhan.

"Suplemen omega tersebut dicampurkan dalam pakan komersial ayam petelur dengan konsentrasi lima sampai sepuluh persen. Pencampurannya dengan cara disemprot atau diaduk," ungkap Iman Rahayu.

Dengan konsentrasi sebesar itu, jumlah asam lemak omega-3 dalam telur meningkat 10 kali dibanding telur ayam biasa. Seratus gram telur ayam dari ayam berpakan suplemen omega-3 mengandung 2.816 miligram DHA (docosahexaenoic acid), sedangkan 100 gram telur ayam biasa hanya mengandung  239 miligram DHA.

Kandungan kolesterol telur ayam berpakan suplemen omega-3 pun lebih rendah 50 persen (147 miligram)  dari telur biasa (295 miligram).

Telur ayam kaya omega-3 pun, kuning telurnya lebih pekat warnanya. Selaput kuning telurnya juga lebih tebal dan dapat bertahan diudara tanpa pecah selama 10 sampai 15 menit.

"Ini tentu disukai konsumen atau produsen makanan atau kue tertentu, yang memang sangat membutuhkan warna kuning telur yang pekat atau lebih gelap untuk memperindah penampilan makanan atau kuenya," kata Iman Rahayu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com