Magelang, Kompas -
”Dengan memberdayakan SMK maka produksi pesawat terbang tidak perlu lagi sepenuhnya bergantung pada industri-industri besar,” ujar Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Joko Sutrisno di sela-sela kunjungannya ke SMK Negeri 1 Kota Magelang, Jawa Tengah, Jumat (15/1).
Pesawat terbang yang akan dibuat oleh siswa SMK ini adalah jenis pesawat kecil dengan kapasitas penumpang empat orang. Jika berhasil dibuat, pesawat ini diharapkan bisa disertifikasi oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Joko mengatakan, program keterampilan membuat pesawat terbang ini dirintis sejak tahun lalu dan baru berjalan di SMK Negeri 12 Bandung dan SMK Negeri 29 Jakarta. Di dua SMK tersebut, pemerintah pusat menganggarkan dana Rp 2 miliar untuk membuat dua pesawat
Keterampilan membuat pesawat ini dilakukan secara bertahap. Dua tahun pertama, menurut Joko, SMK masih akan membeli komponen, tahun ketiga membuat komponen, dan tahun keempat membuat desain sendiri, dan pada tahap akhir, diharapkan bisa membuat pesawat sendiri.
Tahun ini, komponen atau suku cadang tersebut dibeli dari Australia. Dengan berbekal komponen tersebut, siswa-siswa di SMK Negeri 12 Bandung dan SMK Negeri 29 Jakarta belajar merakit sebuah pesawat.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan, SMK dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan harus lebih siap menghasilkan tenaga kerja siap pakai.