Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perguruan Tinggi Harus Keluar dari "Menara Gading"

Kompas.com - 02/02/2010, 17:20 WIB

DEPOK,KOMPAS.com- Ada beberapa rumusan penting bagi komponen ilmu-ilmu sosial untuk bergerak seiring, mendampingi, dan juga memimpin perubahan bangsa ini. Untuk itu, perguruan tinggi harus memiliki dan mampu berbicara atas nama kepentingan bangsa.

Demikian dikatakan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Bambang Shergi Laksmono dalam seminar "Menggagas Ekonomi Politik dalam Kerangka Ke-Indonesiaan" di Kampus Fisip UI, Depok, Selasa (2/2/2010).

"Maka, prinsip yang harus ditanamkan adalah pertama, menciptakan gerak untuk menyandingkan kemampuan kerja multi-disiplin ilmu. Harus ada kerjasama inter-disipliner, baik di dalam ilmu sosial sendiri maupun antara ilmu sosial dengan ilmu lain seperti kedokteran, psikologi, hukum dan lain-lainnya," ujar Bambang.

Kedua, lanjut dia, prinsip kerja ilmu sosial harus peka kawasan. "Dalam konteks ini, misalnya, para lulusan UI, harus dapat menjiwai gagasan wilayah Timur dan Barat Indonesia dalam bingkai kenusantaraan" lanjut Bambang.

Sementara prinsip ketiga, kata dia, perlunya memantapkan unsur-unsur kepentingan strategis bangsa. Untuk itu, penerapan ilmu-ilmu sosial harus mengedepankan perannya dalam peta pembangunan dan pengembangan kapasitas bangsa di kancah globalisasi.

"Tanpa kita sadari, ilmu sosial saat ini telah bergeser menjadi ilmu pemikiran dan metodologi, kaku dalam kemurnian teori dan tidak berani menerjunkan diri dalam permasalahan-permasalaham riil di masyarakat," kata Bambang.

Sekali lagi, pesan Bambang, perguruan tinggi melalui bidang ilmu sosialnya perlu melibatkan diri dalam perumusan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan memberikan arahannya untuk keluar dari persoalan tersebut untuk mengarungi tantangan abad 21.

"Maka, mau tak mau perguruan tinggi harus keluar dari 'menara gading' atau kita tidak akan siap menjawab pertanyaan, apakah Indonesia punya jurus-jurus 'survive' yang jitu untuk menghadapi masa depannya?" tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com