Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Panik dengan Tes Masuk SD

Kompas.com - 16/02/2010, 09:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dulu, masuk ke Sekolah Dasar (SD) tidak perlu pakai tes. Asalkan cukup umur, 6-7 tahun, anak bisa masuk SD, baik di sekolah negeri atau swasta. Sekarang, umur saja tidak cukup. Mau masuk SD, anak harus dites dulu. Sudah bisa baca belum? Kenal huruf enggak? Sudah pandai menghitung sampai berapa?

Maria, seorang guru TK internasional dengan pengalaman mengajar 10 tahun, memahami betul dilema adanya tes masuk SD ini. "Intinya, semua anak berhak mendapat pendidikan. Kalau pun anak itu kurang pintar, apa malah dia tak boleh sekolah?" tuturnya pada Kompas.com, Jumat (12/2/2010).

Ia mengatakan, sebenarnya lain sekolah bisa lain kebijakan. Tetapi kebanyakan sekolah berstandar internasional atau nasional plus kini sudah memberlakukan tes baca-tulis-hitung (calistung) pada anak-anak sebelum dibukanya penerimaan murid. Memang, lanjut dia, ada sekolah yang sekedar ingin tahu kemampuan anak. Pun, karena kapasitas kelasnya besar, anak kemungkinan besar diterima, kecuali ada keterbelakangan mental maka itu lain soal lagi.

"Yang penting orang tua jangan negative thinking saja," pesan Maria, agar orang tua tidak menjadi terlalu cemas anaknya ketinggalan.

Toh, kata dia, makin banyak murid pendapatan sekolah juga semakin lancar. Namun dia juga mengakui, ada sekolah yang lebih ketat penerimaannya, entah karena keterbatasan kapasitas atau alasan lainnya. Namun, karena orang tua panik dan mengira anaknya harus sudah bisa calistung maka, pihak guru pun panik.

"Kita juga sebagai guru ikut tertekan. Kalau anaknya belum bisa kita yang dipersalahkan, dan si anak juga jadi stres karena merasa tak bisa," keluh Maria.

Etis, seorang supervisor sekolah TK dan SD di kawasan Kelapa Gading, menyatakan bahwa di sekolahnya memang untuk masuk SD ada tes baca tulis. "Tapi sifatnya lebih untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan si anak, dan bagaimana membantu mengatasi kelemahan yang ada," ujarnya.

"Ya, orang tua juga dijelaskan tentang ini," jawabnya tentang orang tua juga diberi penjelasan yang cukup agar tidak panik.

Roslina Verauli, psikolog anak, mengenai tes masuk SD ini ikut memberikan tanggapannya. Roslina mengaku suka dengan adanya ujian. Hanya, kata dia, yang diujikan semestinya bukanlah materi akademis atau calistung, melainkan tes kemampuan dan konsep dasar.

"Ada kekeliruan, orang merasa anak harus bisa calistung untuk masuk SD," tambahnya.

Untuk itu, Roslina menyarankan agar ada persamaan persepsi dulu di masyarakat, baik antara pihak sekolah, pengajar, dan orang tua agar tidak terjadi kekhawatiran yang ujung-ujungnya menekan si anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com