Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantul Akan Uji Coba Agama dalam UASBN

Kompas.com - 08/04/2010, 15:58 WIB

BANTUL, KOMPAS - Tahun ini, Bantul akan uji coba memasukkan mata pelajaran pendidikan agama pada ujian akhir sekolah berstandar nasional. Alasannya, pendidikan agama patut dipertimbangkan untuk melihat kapasitas seorang siswa.

"Agama seharusnya juga menjadi pertimbangan dalam kualitas seorang siswa. Parameternya jangan hanya sebatas akademis Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA saja. Kami mencoba memulainya dengan dasar surat keputusan bupati," kata Kepala Dinas Pendidikan Dasar Bantul Sahari, Rabu (7/4).

Rencananya Pemerintah Kabupaten Bantul mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi DIY agar pendidikan agama masuk dalam ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN). "Kalau DIY bisa menyepakati maka nilainya menjadi satu paket dengan mata pelajaran lain untuk dasar mendaftar ke jenjang selanjutnya. Bila hanya Bantul yang melakukan maka nilainya tidak masuk dalam paket nilai UASBN," katanya.

Sesuai jadwal, ujian pendidikan agama akan dilangsungkan pada 7 Mei, setelah tiga mata pelajaran lain selesai. Soal-soal untuk pendidikan agama tersebut disusun oleh tim penyusun soal UASBN.

"Dengan pemahaman agama yang memadai, kami berharap bisa mencetak generasi muda yang lebih mumpuni," kata Sahari.

Sesuai rencana, UASBN di Bantul diikuti 11.212 siswa. Adapun sebanyak 17 SD/MI terpaksa digabung saat pelaksanaan UASBN karena jumlah peserta di bawah 10 orang.

"Untuk memudahkan, kami tetapkan menggabung ke sekolah terdekat dengan jarak maksimal 1 kilometer," kata Juwahir, Kepala Seksi Pendataan dan Informasi Dinas Pendidikan Dasar Bantul.

Butuh dialog

Menanggapi usulan memasukkan pelajaran agama dalam UASBN, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY Suwarsih Madya mengatakan, keputusan atas rencana tersebut hendaknya tidak lahir dari satu pihak saja. Dibutuhkan serangkaian dialog intensif antara pengusung ide dan masyarakat luas.

"Dialog sangat dibutuhkan karena pandangan orang berbeda-beda. Bagi mereka yang sekuler, penilaian agama mungkin tidak relevan untuk mengukur kemampuan anak. Sebaliknya, bagi kaum religius akan melihat pendidikan agama sangat penting," katanya. Jalan tengahnya melalui dialog.

Menurut Suwarsih, dialog akan menghasilkan keputusan bersama sehingga konflik antarkelompok masyarakat bisa diminimalkan. "Kalau disetujui maka keputusannya akan didukung semua pihak. Sebaliknya kalau ditolak tidak akan muncul kecurigaan atau permusuhan," tuturnya. (ENY)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com