JAKARTA, KOMPAS.com — Merupakan sebuah metode pendekatan yang salah jika seorang siswa yang gagal meraih kelulusan dalam ujian nasional atau UN kemudian dimarah-marahi dan dibentak-bentak oleh guru atau orangtuanya. Menurut Pono Fadlulah, Kepala SMAN 68, Salemba, Jakarta Pusat, siswa yang gagal dalam UN sudah mengalami tekanan psikologis yang cukup berat.
"Masalah ketidaklulusan itu bukan hanya salah siswa dan gurunya. Ada banyak faktor. Maka dari itu, tidak tepat kalau anak itu justru dimarahi dan dipertanyakan kenapa bisa sampai tidak lulus. Dengan tertunda kelulusannya ini saja siswa sudah punya beban psikologis berat," kata Pono saat ditemui Kompas.com, Senin (26/4/2010) di SMAN 68, Jakarta Pusat.
Pono menjelaskan hal tersebut terkait banyaknya angka stres siswa akibat gagal dalam UN. Banyak dari mereka yang justru malah tidak melanjutkan kesempatan untuk menempuh ujian ulangan atau Paket C. Pada beberapa kasus, bahkan ada siswa yang mencoba bunuh diri akibat gagal UN.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar, mulai dari siswa itu sendiri, para guru, orangtua, hingga teman sebaya, harus bisa berpartisipasi aktif memberikan dorongan moral kepada siswa yang harus mengulang UN tersebut.
"Pendekatan kepada siswa bukan hanya akademis, melainkan juga non-akademis. Misalnya, (pendekatan) secara personal dan psikologis karena dia mengalami stres. Jangan malah dimarahi," tuturnya.
Menurut Pono, siswa-siswa tersebut harus diberikan konseling yang mengutamakan empati. Jangan sampai justru anak tersebut terlarut meratapi kegagalannya sendiri.
Hal ini penting, menurut Pono, karena sesuai mekanisme UN tahun ajaran ini, siswa yang gagal UN bisa menempuh UN ulangan agar bisa mencapai predikat lulus. Siswa yang kemudian berhasil dan dinyatakan lulus dalam UN ulangan tersebut, kata Pono, memiliki predikat kelulusan dan ijazah yang sama dengan anak yang lulus melalui "UN normal".
"Maka dari itu, butuh adanya konseling yang berempati kepada siswa bahwa anak ini perlu segera bangkit dari kegagalan dan bersiap untuk UN ulangan," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.