Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk PTN Makin Berat....

Kompas.com - 03/05/2010, 09:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Minimnya kucuran dana dari pemerintah untuk perguruan tinggi negeri membawa konsekuensi luas, antara lain semakin beratnya beban calon mahasiswa untuk masuk PTN. Mereka harus mencoba berbagai jalur seleksi jika ingin peluang diterima di PTN semakin besar. Padahal, setiap kali mencoba jalur seleksi, calon mahasiswa harus membeli formulir pendaftaran seharga Rp 175.000 hingga Rp 800.000.

Biaya pembelian formulir ini dirasakan berat oleh calon mahasiswa yang kondisi ekonominya pas-pasan. Sebaliknya, beragamnya jalur masuk perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi peluang bagi calon mahasiswa dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas untuk mencoba masuk PTN.

"Harus diakui, kini calon mahasiswa dari keluarga menengah ke bawah kesulitan mendapatkan akses ke pendidikan tinggi," kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di hadapan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, pekan lalu.

Pada dua dekade lalu, akses ke PTN terbuka luas bagi seluruh masyarakat karena hanya ada satu jalur masuk, yakni Sipenmaru (seleksi penerimaan mahasiswa baru) dan PMDK (penelusuran minat dan kemampuan) yang dikhususkan bagi calon mahasiswa berprestasi. Sipenmaru lalu diganti menjadi UMPTN (ujian masuk perguruan tinggi negeri), tetapi tetap semua calon mahasiswa mempunyai kesempatan yang sama, hanya satu kali seleksi. Kini, setiap perguruan tinggi mempunyai empat hingga 11 jalur masuk.

"Jika (persoalan akses) ini tidak segera diatasi, akan menciptakan kesenjangan yang makin luas," ujar Nuh.

APK rendah

Kecilnya akses ke perguruan tinggi juga tecermin dari rendahnya angka partisipasi kasar (APK) untuk jenjang perguruan tinggi yang hanya 17,25 persen pada tahun 2007/2008. APK merupakan persentase jumlah mahasiswa dibandingkan dengan jumlah penduduk kelompok usia tersebut. Adapun untuk APK SMA sederajat pada tahun yang sama mencapai 60,51 persen.

Lulusan SMA sederajat yang melanjutkan ke perguruan tinggi pada tahun tersebut hanya 61,28 persen. Sebagian besar lulusan SMA itu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi swasta (PTS) karena jumlahnya relatif besar, yakni 2.598 PTS. Adapun PTN hanya 82. Selain jumlahnya minim, PTN pun kini semakin mempersempit peluang masuk calon mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri), sebagai pengganti UMPTN.

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, misalnya, untuk tahun 2010 akan menerima 7.145 mahasiswa baru, tetapi untuk jalur SNMPTN hanya 11 persen. Sebanyak 4.000 calon mahasiswa baru telah diambil melalui jalur ujian tulis dan 2.179 mahasiswa diambil dari jalur penelusuran bibit unggul.

Kecilnya peluang melalui jalur SNMPTN, menurut Direktur Akademik dan Administrasi UGM Budi Prasetyo Widyobroto, karena UGM ingin meningkatkan kualitas mahasiswa. "Setelah dievaluasi, ternyata prestasi mahasiswa dari jalur ujian tulis lebih baik daripada mahasiswa yang masuk dari jalur SNMPTN," tutur Budi pada kesempatan berbeda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com