KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Jumlah dosen Indonesia di Malaysia cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah universitas dan fakultas di beberapa negara bagian.
"Ya memang jumlah dosen Indonesia makin laris di Malaysia karena industri pendidikan semakin berkembang, baik jumlah institusi pendidikan maupun fakultasnya," kata Dr Riza Muhida, ketua ILRAM (Indonesian Lecturer and Researcher Association in Malaysia), di Kuala Lumpur, Jumat (7/5/2010) sore.
Peningkatan itu terjadi karena tidak semua universitas di Malaysia menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Hanya beberapa universitas di Kuala Lumpur menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. "Banyak universitas menggunakan bahasa Melayu, sehingga banyak peluang bagi dosen Indonesia," kata Dr Rida yang mengajar di Fakultas Teknik Universitas Islam Internasional Malaysia.
Duta Besar RI untuk Malaysia, Da’i Bachtiar, tadi juga bertemu, berdialog dengan para dosen dan peneliti Indonesia sekaligus mendukung terbentuknya ILRAM. Ada sekitar 100 dosen dan peneliti Indonesia dari berbagai universitas di Malaysia berkumpul di KBRI.
"Contohnya di kampus saya, tahun 2007 ada 30 dosen Indonesia dan kini sudah ada 40 dosen Indonesia. Setiap tahun ada tiga atau empat dosen Indonesia baru masuk di Universitas Islam Internasional Malaysia," kata Riza.
ILRAM kini memiliki 80 anggota yang terdiri dari dosen dan peneliti Indonesia. "Diperkirakan jumlah anggotanya akan bertambah menjadi 300 orang dari total sekitar 500 warga Indonesia yang menjadi dosen dan peneliti di Malaysia," katanya.
Pada Kamis (6/5/2010) lalu, Dr Seca Gandaseca dari Indonesia terpilih menjadi dosen terbaik di UPM (Universitas Putra Malaysia). Sultan Selangor langsung memberikan penghargaan kepada Seca.
"Sayang, karena bukan warga Malaysia, dia tidak dikirim untuk bersaing menjadi dosen terbaik antaruniversitas se-Malaysia mewakili kampusnya," kata Rida.
Universitas Islam Internasional Malaysia belum lama ini juga memilih dosen Indonesia Dr Irwandi Jaswir sebagai peneliti terbaik tahun 2009, mengalahkan dosen Malaysia dan mancanegara di kampusnya.
Bahkan, mendapatkan award sebagai saintis muda se-Asia Pasifik mewakili kampusnya dan Malaysia. Dubes Da’i Bachtiar mengatakan, sumbangsih warga Indonesia kepada tanah airnya tidak harus berada di dalam negeri.
Dari luar negeri pun warga Indonesia bisa tetap menyumbangkan perannya untuk kemajuan bangsa dan negara. "Anda semua menjadi dosen, peneliti sekaligus duta bangsa dan rakyat Indonesia," pesan mantan Kapolri itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.