Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaftaran RSBI Bergelimang Uang

Kompas.com - 18/05/2010, 14:57 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Peredaran uang di hari pertama pendaftaran seleksi masuk jalur mandiri di lima SMAN berstatus Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) sangat fantastis. Dari 1.542 formulir seharga Rp 150.000 yang terjual, terkumpul uang Rp 231.300.000.

Sejak kemarin, Senin (17/5/2010), sekolah yang membuka jalur ini, yatu SMAN 1, 3, 4, 5, dan 8, diserbu ratusan pendaftar yang jumlahnya melebihi pagu. Bahkan, tiap sekolah siap mencetak formulir pendaftaran lagi, karena pendaftaran baru akan ditutup Kamis (20/5/2010).

Kepala SMAN 4 Tri Suharno mengatakan, pihaknya menyediakan 500 formulir. Namun kemarin, sudah ada 237 siswa yang membeli formulir di SMAN 4.

“Kami tak membatasi peminat. Kalau formulir kurang ya tinggal digandakan lagi,” ujar Tri.

Dengan harga formulir Rp 150.000, SMAN 4 setidaknya sudah meraup Rp 35,5 juta. Sementara itu, SMAN 1 menjadi SMA RSBI yang paling diserbu warga. Kemarin, sudah ada 449 formulir yang terjual atau mendulang Rp 67,3 juta. Padahal, pagu yang disediakan hanya 176 kursi. Bandingkan dengan di SMAN 3, formulir yang sudah terjual ‘baru’ 330 lembar (Rp 49,5 juta).

Sementara itu, SMAN 5 sukses menjual 305 formulir dan mengumpulkan Rp 45,7 juta. Di antara kelima sekolah itu yang paling sedikit meraup uang pendaftaran adalah SMAN 8, yaitu Rp 33,1 juta karena ‘hanya’ mampu menjual 221 formulir.

Sudah dipredikasi

Membludaknya pendaftar SMA RSBI ini sudah diprediksi sebelumnya. Salah satu pemicunya adalah dibatalkannya syarat bahwa pendaftar harus memiliki nilai rata-rata minimal 7,5 di 10 mata pelajaran.

Tri, yang juga Ketua MKKS SMA Negeri Kota Malang, membenarkan, bahwa dengan dibatalkannya aturan ini, siswa yang nilainya rendah atau bahkan belum lulus ujian nasional (UN), bisa mendaftar. Namun, kemarin Tri mengaku belum memeriksa, seberapa banyak siswa dengan nilai rendah yang mendaftar.

Untuk itu, pendaftar pun rela mengantre lama demi mendapat nomor ujian. “Saya mulai antre pukul 08.30, baru dapat nomor ujian pukul 11 lebih. Tak apalah, yang penting sudah dapat nomor ujian, biar nggak kepikiran,” kata Amalita Miratus, lulusan SMPN 5 yang mendaftar di SMAN 1.

Kecemasan pelajar dari gakin itu diungkapkan Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Drs Syaiful Rusdi MPd. ”Memang cuma satu yang mengadu, tapi saya yakin yang cemas tak dapat masuk RSBI banyak,” kata Syaiful Rusdi.

Rusdi mendesak RSBI mau menerima siswa miskin tetapi pintar. ”Kan bisa subsidi silang,” papar Rusdi. (nekn/ab)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com