Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oalahhh...Masuk SD RSBI Rp 1,6 Juta!

Kompas.com - 26/05/2010, 12:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Para orangtua yang ingin memasukkan anaknya ke SD Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) mesti menyiapkan uang sekurangnya Rp 1,6 juta hanya untuk uang pangkal.

Nilai Rp 1,6 juta itu hanya patokan uang pangkal tahun lalu untuk masuk SDN 11 Pondok Labu, Jakarta Selatan, ditambah iuran bulanan Rp 100.000. Tahun ini diperkirakan jumlahnya akan lebih besar.

Kepala SDN 11 Pondok Labu Wasiman mengatakan, pihaknya masih menunggu Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) dan akan membahasnya bersama orang tua murid.

Hingga Selasa (25/5/2010) kemarin, jumlah pendaftar di sekolah itu mencapai 552 orang, dan yang mengembalikan formulir 541. Sementara itu, daya tampung SD itu sendiri hanya 56 siswa. Dijelaskannya, dalam RAPBS akan terlihat biaya yang dikucurkan pemerintah pusat dan Pemprov DKI untuk operasional sekolah dan pendidikan.

"Nanti dipaparkan kepada orang tua murid, berapa dana BOS, BOP, dan berapa biaya listrik, biaya guru honorer, dan program kegiatan kita, semua dibicarakan bersama," tuturnya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, semua SD dan SMP Negeri harus membebaskan siswa dari biaya operasional sekolah, kecuali RSBI dan SBI. Sebagian orang tua murid yang mendaftarkan anaknya ke SDN RSBI mengaku penasaran dengan biaya masuk dan iuran bulanannya meski besarannya belum ditentukan.

Sejumlah orang tua calon murid di SDN 11 Pagi Pondok labu, Cilandak Jakarta Selatan, mengaku rela mengeluarkan uang masuk dan iuran bulanan demi kualitas pendidikan yang baik.

"Saya belum tahu biayanya, tapi mungkin lebih ringan daripada swasta. Kalau berkualitas bayar juga nggak apa-apa, sebab kita selalu ingin yang terbaik untuk anak," ujar Wida (34), salah satu pendaftar.

Warga Ciganjur, Jagakarsa, Jaksel, ini mengatakan, asalkan besaran biayanya masih masuk akal, ia rela menyekolahkan anaknya di RSBI. Ibu satu anak ini pun mencoba mencari tahu dari orang tua lainnya.

"Saya mau tanya-tanya ke orang tua murid yang kelas II, tapi belum ada yang kenal," tuturnya lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com