JAKARTA, KOMPAS.com — Bukan hanya Aria Bismark Adhe, siswa SD kelas 6 SDN RSBI 12 Rawamangun Pagi, Jakarta Timur, yang diintimidasi pihak sekolahnya lantaran sikap kritis orangtuanya, Drs Handaru Widjatmoko. Masih ada empat sampai lima orangtua murid lagi yang mengalami nasib serupa.
Jika bentuk intimidasi terhadap Adhe berupa larangan mengikuti ujian akhir sekolah pada Senin (31/5/2010) lalu, beberapa siswa dari orangtua kritis lain di sekolah itu. Para orangtua murid dari siswa rata-rata kelas 1 sampai 5 itu diancam tidak bisa mengikuti ulangan umum yang akan berlangsung Senin (7/6/2010) pekan depan.
"Terakhir kemarin (3/6/2010) pagi kami diundang kepala sekolah, undangannya tanpa agenda dan kami tetap datang. Begitu datang, kami disambut 50 guru, mereka tidak mengajar hanya untuk menemui kami di ruang guru," ujar Heru Narsono, salah satu orangtua murid, seusai bertemu Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), di Jakarta, Jumat (4/6/2010).
Di ruangan guru, kisah Heru, ternyata dia dan para orangtua murid lainnya diminta kepala sekolah, H Yitno Suyoko, untuk mendengarkan aspirasi para guru berupa sebuah surat pernyataan. Isi surat itu, antara lain, menyatakan keberatan jika anak-anak mereka sekolah di SD tersebut dan harus dikeluarkan.
Isi pernyataan lainnya, lanjut Heru, adanya rasa ketidaknyamanan para guru akibat pemanggilan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan instansi-instansi hukum lainnya terkait persoalan korupsi di sekolah tersebut.
"Surat pernyataan itu ditandatangani oleh orang guru, bahkan satu guru satu materai. Mereka katakan bahwa ketidaknyamanan mereka karena kami mengadu, padahal kami tidak melakukan itu," ujar Heru.
Heru mengatakan, kuat dugaan, intimidasi-intimidasi ini dilakukan pihak sekolah terkait pemanggilan kepala sekolah dan para guru oleh beberapa instansi hukum berkaitan dengan dugaan korupsi dana block grant RSBI, dana BOS, dan dana BOP pada 2007, 2008, dan 2009. Kasus dugaan korupsi tersebut juga sudah bermunculan di media massa.
Sementara itu, keterangan lain juga muncul dari Eva Rais, mantan orangtua murid SD 12 RSBI Rawamangun Pagi yang ikut memantau persoalan intimidasi tersebut. Menurut Eva, selain mengancam tidak akan mengizinkan siswa mengikuti ulangan umum, para siswa juga diancam dikeluarkan dari sekolah.
"Teman-teman orangtua murid akan menunggu ulangan umum yang akan dimulai Senin (7/6/2010) depan," ujar Eva.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.