JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala sekolah dan para guru SDN Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) 12 Rawamangun, Jakarta Timur, rupanya "gerah" dengan sikap dan tindakan kritis para guru. Intimidasi dan ancaman psikologis terhadap siswa dan orang tua murid seolah menjadi cara mereka untuk membalas.
Selain sempat melarang Aria Bismark Adhe, siswa kelas 6 dari orang tua murid bernama Handaru Widjatmoko, pihak sekolah juga sempat mengintimidasi siswa dari orang tua murid lainnya dengan menyandera dua orang siswa di ruang guru dan mengancam akan mengeluarkannya. Kejadian itu terjadi saat berlangsungnya rapat antara orang tua murid dan 50 guru sekolah tersebut kemarin, Kamis (3/6/2010) di sekolah tersebut.
Seperti dituturkan oleh Heru Narsono, salah orang tua murid, seusai bertemu Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), di Jakarta, Jumat (4/6/2010), para orang tua murid diundang kepala sekolah, H Yitno Suyoko, untuk mendengarkan aspirasi para guru yang mengaku keberatan dan tidak nyaman dengan ulah para orang tua murid kritis tersebut. Aspirasi para guru berupa sebuah surat pernyataan, yang ininya antara lain menyatakan keberatan jika anak-anak mereka sekolah di SD tersebut dan harus dikeluarkan.
Parahnya, kata Heru, di saat rapat sedang berlangsung, ada dua anak dari orang tua murid disandera di ruang guru, yaitu anak dari orang tua murid bernama Dr Oki dan Ibu Ida.
"Ternyata mereka dikeluarkan dari kelas dan disuruh menunggu di ruang guru. Si anak lalu SMS ke orang tuanya," terang Heru.
"Bahkan, ada guru Matematika kelas 5 , namanya Pak Rosim, yang menyatakan dengan tegas dirinya tidak rela jika soal matematikanya dikerjakan oleh Safa, yang tak lain anak dari Pak Kaka, rekan kami," ujar Heru.
Heru berkisah, Kaka atau lengkapnya Kaka Tayasmen, adalah salah satu orang tua murid yang selama ini juga kritis terhadap kebijakan-kebijakan pihak sekolah. Safa diintimidasi oleh Pak Rosim dengan kata-kata, bahwa orang tuanya suka memfitnah.
"Dia tidak boleh belajar di kelas, disuruh keluar membawa bukunya. Namun, begitu sampai di ruang guru, ada yang namanya Pak Ismet, guru lainnya, yang bahkan menyuruh Safa mengambil tas sambil bilang, kamu tidak boleh belajar di sini," ujar Heru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.