BANTUL, KOMPAS.com - Jumlah guru yang sudah berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan sekolah swasta sangat minim. Pasalnya, guru-guru honorer swasta yang diterima menjadi PNS biasanya akan dialihkan ke sekolah-sekolah negeri, sehingga sekolah swasta terpaksa merekrut guru honorer kembali.
Hal itu mengemuka dalam acara audiensi puluhan guru swasta dengan DPRD II Bantul, Senin (7/6/2010). Selain anggota dewan, acara tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat di lingkungan dinas pendidikan.
Nanik Suhartati dari SMP Pembangunan Piyungan mengatakan sudah kehilangan 5 guru terbaiknya. Awalnya, para guru tersebut adalah tenaga honorer. Setelah diterima menjadi PNS, mereka kemudian dipindahkan ke sekolah negeri. Namun, pemerintah tidak memberikan penggantinya.
"Seharusnya mereka dikembalikan ke sekolah asalnya. Bagaimana sekolah swasta mau maju jika sumber daya terbaiknya selalu diambil untuk negeri. Seolah-olah sekolah swasta hanya menjadi tempat transit atau latihan. Setelah bagus baru ditaruh di negeri, itu kan tidak adil," papar Nanik.
Hal senada juga diungkapkan Martoyo dari SMP Muhammadiyah Imogiri. Pengalihan tersebut menurutnya merugikan sekolah swasta karena harus merekrut guru baru. Padahal, kata dia, menurut ketentuan tidak diperbolehkan lagi merekrut tenaga honorer setelah tahun 2005. Jika tetap merekrut, maka jatah insentif tiap bulannya harus ditanggung pihak sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.