Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reformasi Pendidikan Siapa yang Punya?

Kompas.com - 22/06/2010, 14:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tantangan dunia pendidikan dalam menghadapi pembangunan berkelanjutan (Education for Sustainable Development/ESD) tidak akan lepas dari reformasi pendidikan nasional dan perkembangan ilmu dan teknologi. Salah satunya adalah penggunaan Information, Communication and Technology (ICT), yang kini semakin penting untuk diterapkan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

Demikian terungkap dalam diskusi virtual para pimpinan dan komunitas akademik LPTK yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kebangkitan Nasional atau Sampoerna School of Education (SSE) di Kampus SSE, Jakarta, Selasa (22/6/2010). "Karena reformasi tersebut tidak hanya akan menjadi tangung jawab pendidik, melainkan juga institusi-institusi pencetak tenaga pendidik di semua LPTK yang ada di Indonesia," ujar Dekan STKIP Kebangkitan Nasional Paulina Pannen, yang menjadi moderator diskusi virtual itu.

Diskusi menggunakan format video conference ini diikuti oleh para pimpinan akademik di beberapa LPTK, yang antara lain Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Malang, Universitas Bengkulu, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Terbuka, Kopertis 9 Sulawesi, serta Seamolec. Hadir sebagai pembicara adalah Partesh Pandya dari Center for Environment Education India, Michael Calvano dari DBE2 USAID, Ritchie Stevenson dari World Bank, serta Cher Ping Lim dari Microsoft Partners in Learning.

Pembicara pertama, Michael Calvano mengatakan, selama mengawal DBE2 menjalani proyek-proyek pendidikan di Indonesia, terungkap bahwa proyek bisa lebih dinamis bergerak ketimbang sistem-sistem yang sudah ada atau dibuat oleh LPTK atau Dinas Pendidikan. Dia mengamati, selama menjalankan proyek tersebut dan bermitra dengan LTPK, umumnya dosen-dosen perguruan tinggi atau LPTK tersebut jarang turun ke sekolah.

"Umumnya, untuk praktik-praktik pembelajaran itu dosen tidak tertarik kembali ke sekolah, padahal justeru dari sinilah tanggung jawab pengajaran secara praktis dimulai," ujar Michael.

Di sisi lain, tambah Michael, yang perlu diupayakan dalam pembekalan ICT adalah bukan semata fokus pada pembelian ICT untuk pembelajaran, melainkan pada kemampuan mereka beradaptasi dengan sistem pembelajarannnya. "Alat-alatnya harus mereka yang cari, sistemnya kita yang ajari," ujarnya.

Sementara itu, Ritchie Stevenson dari World Bank menyajikan pendekatan lain. Menurutnya, kemajuan teknologi informasi yang harus ditanggapi serius oleh para pendidik adalah pergeseran pengetahuan akibat internet. Untuk beradaptasi dengan hal tersebut, LPTK harus terfokus pada dua hal penting, yaitu kualitas guru dan kualitas manajemen pengajaranya sebagai bola yang terus bergulir dari reformasi pendidikan nasional di Indonesia.

"Skup kerja institusi pencetak pendidik itu menjadi terfokus dan terarah dalam implementasinya, baik itu dalam menyeimbangkan antara content pembelajaran nmaupun praktiknya, pembelajaran untuk belajar, pembelajaran bagaimana mengaplikasikan pengetahuannya," ujar Ritchie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com