Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah, 5 Kemungkinan Penyebab Eror Itu!

Kompas.com - 07/07/2010, 11:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kendati sudah meminta maaf secara tidak langsung di media massa, penyebab eror dan kacaunya pendaftaran penerimaan peserta didik baru online atau PPDB online SMA/SMK DKI Jakarta belum juga dijelaskan secara tuntas oleh pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Kali terakhir, seperti yang diberitakan di Kompas.com, Senin (5/7/2010), di hadapan anggota Komisi E DPRD DKI, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto hanya menyatakan bahwa masalah tersebut terjadi akibat tidak mampunya sistem online menampung banyak peminat dalam waktu bersamaan dalam PPDB pekan lalu (1-3 Juli).

"Pendaftar yang membeludak dan terjadinya kerusakan server mengakibatkan PPDB online tak sesuai prediksi awal," katanya seraya menolak menyebutkan kontraktor PPDB online tersebut.

Sehari sebelumnya, Minggu (4/7/2010), jawaban yang dilontarkan pihak dinas pendidikan lebih aneh lagi. Kepala Humas Disdik DKI Bowo Irianto mengaku tak bisa menjelaskan soal teknis gangguan sistem online.

Bowo Irianto mengatakan, sistem PPDB online tahun ini diserang banyak hacker atau peretas. Karena serangan itu, sistem pada PPDB SD dan SMP sempat ngadat, tetapi bisa segera diatasi.

"Waktu masih PPDB SMP saja sudah ada 2.000-an hacker yang menyerang sistem kita," ujarnya.

Lima penyebab

Lepas dari keinginan baik Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk memberi penjelasan yang diharapkan bisa memuaskan banyak pihak, pengamat IT, Wigrantoro Roes Setiyadi, mengungkapkan kepada Kompas.com melalui surat elektronik dan wawancara langsung mengenai kemungkinan penyebab eror.

Setidaknya, kata Wigrantoro, ada lima kemungkinan penyebab terjadinya kekacauan PPDB online tersebut. Pertama, aplikasi PPDB, baik untuk laman internet maupun back office-nya masih mengandung kesalahan atau belum sempurna.

"Baik yang disebabkan oleh kualitas rancangan program atau aplikasi maupun proses penulisan program atau coding yang tentu saja melibatkan banyak personel, yang belum diuji tuntas, tetapi sudah langsung di-on-kan," kata Wigrantoto kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (7/7/2010).

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com