Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MOS... Awasi MOS dari Perpeloncoan!

Kompas.com - 12/07/2010, 16:33 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Sejumlah pihak sekolah di Kota Semarang menyatakan perlunya pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya kembali tindak perpeloncoan terhadap siswa baru selama masa orientasi siswa (MOS).

Pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 1 Semarang, M. Suwandi, di Semarang, Senin (12/7/2010), mengatakan, pihaknya menempatkan satu guru dalam setiap kelompok untuk melakukan pengawasan.

"Jumlah siswa baru sebanyak 436 orang yang dibagi dalam 14 kelas, yakni 12 kelas rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), satu kelas akselerasi, dan satu kelas olimpiade," katanya.

Dia mengatakan, ditempatkannya satu guru di setiap satu kelas itu adalah untuk mengantisipasi MOS yang tidak mendidik seperti perpeloncoan. "Pelaksanaan MOS secara teknis memang diserahkan kepada pengurus OSIS, tetapi mereka tetap berkoordinasi dengan kami menyangkut program," kata Suwandi, yang juga Ketua Panitia MOS SMA tersebut.

Seperti biasa, kata dia, pelaksanaan MOS diisi dengan pelatihan baris-berbaris (PBB) untuk melatih kedisplinan siswa dan beberapa program lain yang intinya untuk pengenalan lingkungan sekolah. Untuk PBB, kata Suwandi, pihaknya bahkan menggandeng personel Komando Distrik Militer (Kodim) 0733/BS Semarang sebagai instruktur.

Terkait permintaan pada siswa baru untuk membawa barang yang "aneh-aneh", Suwandi menambahkan, pihaknya tidak menemukan hal tersebut, termasuk juga indikasi perpeloncoan. "Ini bukan zamannya lagi perpeloncoan," katanya.

Sementara itu, secara terpisah Kepala SMK Negeri 8 Semarang, Bambang Tjiptadi, mengatakan, bahwa MOS dilaksanakan sebagai upaya pengenalan siswa baru terhadap lingkungan sekolah. Untuk itu, kegiatan MOS harus bersifat mendidik.

"Kami instruksikan agar pelaksanaan MOS tidak diisi perpeloncoan dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak mendidik, namun harus diisi kegiatan semacam ceramah atau seminar," katanya.

Tahun ini, jumlah siswa baru SMK 8 Semarang mencapai 372 siswa yang dibagi dalam 10 kelas. Tiga kelas untuk program pekerjaan sosial, tiga kelas multimedia, tiga kelas rekayasa perangkat lunak, serta satu kelas untuk teknik komputer.

"Materi yang diberikan disesuaikan dengan masing-masing program studi, apalagi pendidikan SMK memang mengarah program vokasi untuk menyiapkan siswa memasuki dunia kerja," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com