MAGELANG, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara Magelang yang kini berusia 20 tahun, Sabtu (17/7/2010), menyelenggarakan reuni akbar dan meluncurkan buku "Bocah-Bocah Pirikan". Buku "Bocah-Bocah Pirikan" merupakan kumpulan cerita inspiratif alumni SMA Taruna Nusantara yang telah berhasil dalam bidangnya. Buku ini berisi perjalanan 45 alumni dengan latar belakang yang berbeda menceritakan pengalaman hidup mereka yang berawal dari SMA Taruna Nusantara. Buku tersebut diawali dengan kata pengantar oleh Ani Bambang Yudhoyono selaku orang tua dari alumni angkatan V SMA Taruna Nusantara, Agus Harimurti Yudhoyono. Saat peluncuran buku, lulusan terbaik 1997 yang kini berkarya di TNI Kapten Inf. Agus Harimurti Yudhoyono, mengatakan, tugas untuk mendorong kualitas pendidikan nasional adalah tugas berbagai pihak. Merujuk pada pengalamannya sendiri saat di SMA Taruna Nusantara, Agus yang juga turut berkontribusi dalam buku "Bocah-Bocah Pirikan" mengatakan, alumni SMA Taruna Nusantara berperan untuk mempertahankan kesempatan bagi para generasi muda Indonesia untuk mengecap pengalaman yang minimal sama dengan apa yang dulu dia dapatkan. "Buku ini mudah-mudahan menjadi alternatif untuk mencari pengalaman dan pengetahuan. Pengabdian kami belum apa-apa, bukan hanya tulisan tetapi karya nyata dalam pembangunan bangsa dan negara," katanya. Ketua panitia reuni akbar SMA Taruna Nusantara, Dani M.Akhyar mengatakan SMA Taruna Nusantara berdiri pada 14 Juli 1990. Reuni akbar diselengagarakan pada 17-18 Juli 2010 dihadiri sekitar 1.500 alumni dari angkatan satu hingga 18. "Reuni akbar ini merupakan salah satu janji kami untuk kembali ke kampus SMA Taruna Nusantara untuk menunjukkan bahwa kami telah berkarya," katanya. Kepala Humas SMA Taruna Nusantara, Usdiyanto mengatakan, jumlah alumni SMA Taruna Nusantara sebanyak 5.055 orang, 70 persen telah bekerja dan 30 persen masih kuliah. Ia mengatakan, lulusan SMA taruna Nusantara antara lain, kuliah di perguruan tinggi negeri sekitar 53 persen, akademi TNI/Polri 20 persen, perguruan tinggi swasta favorit tujuh persen, perguruan tinggi kedinasan tujuh persen, dan melanjutkan kuliah di luar negeri lima persen. Menyinggung tentang judul buku yang diluncurkan, Usdiyanto menjelaskan bocah berarti anak yang belum tahu apa-apa dan Pirikan merupakan nama desa tempat SMA Taruna Nusantara berdiri. "Secara filosofis dapat diartikan anak desa yang selalu rendah hati yang berkarya dari rakyat untuk rakyat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.