Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah "Alergi" dengan Orangtua Kritis

Kompas.com - 23/07/2010, 11:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Secara umum, sebenarnya komite sekolah hanya memikul tiga fungsi utama di sekolah. Komite sekolah sebagai partner, sebagai  pencari dana atau penarik investor di luar dana BOS dan BOP, dan ketiga sebagai pengontrol atau pengawas sekolah.

"Fungsi ketiga itu yang sering dilupakan, yaitu mengawasi semua pengelolaan keuangan sekolah. Akhirnya, komite lebih banyak berfungsi hanya sebagai mitra dan pencari duit, tidak mengawasi," kata Eva Rais, orangtua dari murid yang sebelumnya bersekolah SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi di Jakarta, Jumat (23/7/2010).

Seperti diberitakan sebelumnya di Kompas.com, Jumat (23/7/2010), kasus-kasus dugaan korupsi seperti yang terjadi di SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi, Jakarta Timur, sebenarnya bisa dicegah apabila komite sekolah berani mengkritik dan mengawasi pengelolaan anggaran sekolah, baik yang diterima dari orangtua siswa, APBD, maupun APBN. Sayangnya, komite sekolah kerap tak berdaya dan justru menjadi perpanjangan tangan kepala sekolah.

"Cara sekolah dan guru-guru di situ cerdik sekali. Mereka pilih orangtua murid yang tidak mengerti apa-apa tentang pendidikan di sekolah itu, tidak pernah datang ke sekolah, bahkan tentang dunia pendidikan pun tidak aware. Jadi, begitu pencalonan, si orangtua tidak bisa bikin program dan mengerti bagaimana mengevaluasinya," kata Eva, yang mengaku tak tahan dengan suasana tidak kondusif di SDN RSBI tersebut dan terpaksa memindahkan anaknya ke sekolah lain. 

Tidak heran, kata Eva, akhirnya komite sekolah lebih condong memihak sekolah lantaran orangtua sudah disetir pihak sekolah. Apa pun kebijakan dilontarkan oleh sekolah, komite menjadi "tangan" sekolah untuk menyampaikan sejumlah hal kepada orangtua murid lainnya tanpa mengkritik.

"Program-program yang ada hanya copy paste saja dari tahun ke tahun. Tidak ada inovasi dan kritis. Makanya, kalau orangtua yang kritis, jarang dipilih oleh pihak sekolah untuk duduk di komite. Mereka alergi," ejek Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com