Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perlu Ikut Tangani Disleksia

Kompas.com - 02/08/2010, 12:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diharapkan tidak mengabaikan anak-anak penyandang disleksia karena mereka juga memiliki potensi yang harus dikembangkan. Anak-anak disleksia memiliki tingkat intelejensia setingkat anak normal, bahkan tak jarang ada yang melebihi anak normal.

Disleksia merupakan salah satu bentuk kesulitan belajar spesifik pada anak, seperti kesulitan membaca, mengeja, menulis, dan berhitung meskipun. "Mereka ini berpotensi dan memiliki IQ di atas rata-rata. Hanya saja, mereka membutuhkan akomodasi dan remedial. Saya rasa, pemerintah sedang mengarah ke sana namun belum ada kebijakan sendiri," ujar psikolog Irawati Imran, Minggu (1/08/2010), di acara Workshop Dyslexia Awarness yang diselenggarakan oleh Asosiasi Disleksia Indonesia bekerjasama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO dan Kementerian Pendidikan Nasional RI.

Irawati menambahkan, pemerintah semestinya lebih fokus membuat kebijakan-kebijakan bagi anak-anak disleksia, terutama saat mereka harus menempuh ujian nasional (UN). Anak-anak itu, kata dia, butuh akomodasi tambahan seperti teks yang diperbesar serta penambahan jam ujian.

"Karena mereka ini berpotensi, sayang sekali jika tidak diperhatikan," lanjut Irawati.

Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia Vitriani Sumiartis mengatakan, pemerintah perlu menambah semua perangkat yang menunjang proses belajar anak-anak disleksia. Dia menegaskan, materi ujian bisa disamakan dengan anak-anak normal di sekolah lain.

"Hanya jam ujiannya saja yang ditambah," katanya.

Vitriani juga berharap, sosialisasi tentang anak-anak disleksia harus terus dilakukan agar orang-orang menyadari keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat. Dengan begitulah, kata Vitriani, masyarakat dapat mengetahui penyebab dan cara menangani secara tepat anak-anak disleksia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com