Buku Sekolah Elektronik Belum Meluas

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemanfaatan buku sekolah elektronik (BSE) program Kementerian Pendidikan Nasional sebagai sumber bahan ajar belum meluas di sekolah-sekolah. Pada tahun ajaran ini, program buku murah versi pemerintah tersebut belum populer sebagai buku teks pelajaran yang diwajibkan sekolah untuk dimiliki siswa.

BSE, yang bisa diakses di laman www.bse.kemendiknas.go.id, saat ini telah berjumlah 901 judul buku, mulai buku SD hingga SMA/SMK. Sejak tahun lalu, BSE versi cetak juga sudah mulai dipasarkan Pusat Buku Indonesia yang berlokasi di Jakarta ke berbagai daerah.

Sejumlah guru yang dihubungi di berbagai wilayah dari Jakarta, Jumat (12/8/2010), mengaku belum bisa mengandalkan BSE sebagai buku teks pelajaran di sekolah. Selain karena terbatasnya fasilitas komputer dan internet di sekolah jika mengakes secara online atau digital, BSE versi cetak pun masih sulit ditemui di pasaran.

"Kalau mau pakai BSE sulit, sebab di kelas-kelas tidak ada komputer. Siswa juga belum tentu punya komputer kalau wajib pakai BSE. Yang versi cetaknya juga belum tahu," kata Siti Zulaeha, salah seorang guru SMA negeri di Jakarta.

Sumarno, guru SMP swasta di Tangerang, mengatakan, guru mulai ada yang memanfaatkan BSE, tetapi hanya sebagai tambahan. Materi isi buku dalam BSE dinilai masih kurang rinci dan lengkap jika dibandingkan dengan buku teks pelajaran dari penerbit yang biasa digunakan sekolah-sekolah selama ini.