Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor UI: Kenapa Ragu dengan UKDI?

Kompas.com - 27/08/2010, 13:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) dibutuhkan oleh dokter-dokter muda lulusan perguruan tinggi di Indonesia. Kualitas tiap dokter setiap perguruan tinggi berbeda sehingga perlu ada standardisasi secara nasional.

"UKDI itu merupakan hal baru dengan tujuan memacu belajar dan pemerataan kualitas dokter," ujar Rektor Universitas Indonesia, Gumilar R Somantri, Jumat (27/8/2010), di Depok.

Menurut dia, tiap universitas yang memiliki fakultas kedokteran pasti memiliki kualitas calon dokter yang berbeda-beda. Upaya pengadaan UKDI ini untuk dijadikan sebagai pengendali mutu agar kualitas calon dokter bisa disamakan serta untuk menghindari malapraktik. 

Gumilar mengatakan, UKDI tidak semata hanya mengejar karier. Profesi dokter, kata dia, taruhannya adalah nyawa manusia.

"Saya rasa, jika kualitas calon dokter memang sudah teruji, buat apa ragu-ragu untuk mengikuti UKDI," ungkap Gumilar.

Diberitakan sebelumnya, Kamis (27/8/2010), Ikatan Dokter Indonesia menyampaikan klarifikasi terkait unjuk rasa yang dilakukan oleh Forum Dokter Muda Indonesia (FDMI) ke Komisi IX DPR, Senin (23/8/2010) lalu, untuk menolak diadakannya UKDI. FDMI menilai, UKDI menghambat proses dokter untuk melakukan praktik, padahal Indonesia masih membutuhkan banyak dokter.

Menanggapi hal itu, IDI menyatakan akan tetap menjadikan UKDI sebagai syarat mendapatkan izin praktik dokter sebagai perlindungan bagi pasien. Selain itu, uji kompetensi tersebut juga bertujuan mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi serta memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com