Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Pendampingan, Buta Aksara Bisa Kambuh

Kompas.com - 15/09/2010, 14:53 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS - Sejak awal tahun ini, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul menyatakan sebagai kawasan bebas buta aksara. Dalam lima tahun terakhir, 48.000 penyandang buta aksara telah dientaskan. Namun, pendampingan terus-menerus perlu dilakukan agar mereka yang telah terentaskan tidak kembali menjadi penyandang buta aksara.

Direktur Pusat Kajian Belajar Masyarakat (PKBM) Ngudi Pinter, Semanu, Gunung Kidul, Tugino mengatakan, pendampingan terhadap mereka yang sebelumnya menyandang buta aksara memang sulit dilakukan. Apalagi tidak ada pendanaan dari pemerintah daerah untuk program pendampingan tersebut.

Saat ini, pendidikan kesetaraan sekolah dasar atau paket A tidak lagi digelar di Gunung Kidul. Hanya ada siswa untuk pendidikan paket B setara SMP dan paket C setara SMA. "Agar tidak lupa, kami mengimbau mereka agar tetap belajar membaca minimal setengah jam setiap hari atau dikenal sebagai gerakan belajar setengah jam," kata Tugino, Senin (13/9) malam.

Di Kecamatan Semanu, misalnya, minat pendidikan kesetaraan masih tinggi dengan peserta paket B sebanyak 170 warga belajar dan 70 warga belajar paket A. Tugino mencontohkan, wilayah Gunung Kidul sebenarnya juga pernah dinyatakan bebas buta aksara tahun 1985. Tanpa pendampingan intensif, pendataan tahun 2005 ternyata menemukan lebih dari 39.000 warga yang masih buta aksara.

Warga Pacarejo, Semanu, Ngadinem (40), misalnya, mengaku bisa membaca dan menulis dalam waktu satu bulan belajar. Namun, keterampilan membaca dan menulis itu mudah hilang jika tidak dipakai setiap hari. Karenanya, Ngadinem berharap, pendampingan dari pengajar PKBM tidak berhenti setelah program pemberantasan buta aksara usai. (WKM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com