Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5.000 Dosen PTS di Jateng Belum S-2

Kompas.com - 27/09/2010, 11:09 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VI Jawa Tengah mencatat, hingga saat ini baru separuh dari keseluruhan jumlah dosen perguruan tinggi swasta (PTS) di daerah itu yang berpendidikan S-2.

Koordinator Kopertis Wilayah VI Jateng, Prof. Mustafid, di Semarang, Senin (27/9/2010), mengungkapkan, jumlah keseluruhan dosen PTS di Jateng saat ini sekitar 10.000 orang. Dari jumlah tersebut yang berpendidikan S-2 baru sekitar 50 persennya.

"Berarti masih ada sekitar 5.000 dosen yang masih berpendidikan S-1, padahal syarat mengajar di program diploma 3 (D-3), diploma 4 (D-4), dan S-1, setidaknya harus sudah menempuh pendidikan minimal S-2," katanya.

Dia mengakui, kondisi tersebut disebabkan berbagai faktor, salah satunya keterbatasan program S-2 di perguruan tinggi sesuai bidang studi dosen yang bersangkutan sehingga mereka kesulitan untuk melanjutkan pendidikan. "Beberapa program studi tertentu memang masih sebatas ada di jenjang S-1, sedangkan jenjang S-2 dan seterusnya belum ada sehingga para dosen yang mengampu program studi itu kesulitan melanjutkan," katanya.

Untuk mengatasi kendala tersebut, kata dia, pihaknya memperbolehkan dosen yang kesulitan melanjutkan jenjang pendidikan ke S-2 itu untuk mengambil program studi S-2 yang relevan dengan S-1 yang ditempuhnya. "Kalau memang tidak ada, mereka tidak harus mengambil program studi S-2 yang linier dengan S-1 yang ditempuh, asalkan program studi tersebut masih relevan dan masih satu rumpun dengan jenjang pendidikan sebelumnya," lanjut dia.

Ia mengatakan, pendidikan minimal S-2 bagi dosen tersebut merupakan salah satu hal yang dinilai dalam proses akreditasi sehingga PTS akan kesulitan mengikuti akreditasi jika dosen yang berpendidikan S-2 masih minim.

"Kami memiliki target setidaknya hingga 2012 sudah ada sekitar 75 persen dosen PTS yang berpendidikan minimal S-2, dari keseluruhan jumlah dosen PTS di Jateng yang mencapai sekitar 10.000 orang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com