Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Bantu Program Antariksa Indonesia

Kompas.com - 18/10/2010, 10:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — China akan membantu Indonesia dalam program pembuatan roket pengorbit satelit yang akan diluncurkan pada 2014. Untuk itu, kini terbuka peluang bagi astronot Indonesia terlibat dalam program penerbangan China ke antariksa.

Kesepakatan bidang ruang angkasa merupakan salah satu dari 12 bidang kerja sama kedua negara. Bidang itu, antara lain, adalah pengembangan varietas padi unggul, bioinsektisida, biodiesel, reaktor kogenerasi untuk pembangkit listrik, obat-obatan herbal, dan sel punca (stem cell).

Hal ini dikatakan Deputi Menteri Bidang Jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi  Kementerian Riset dan Teknologi M Syamsa Ardisasmita di sela-sela acara dialog antara astronot China dan nakhoda kapal Yuanwang-5 dengan para pelajar SD hingga SMA dari beberapa sekolah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung, Sabtu (16/10/2010) di Pusat Peragaan (PP) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Taman Mini Indonesia.

Lembaga Kerja Sama Ekonomi, Sosial, dan Budaya Indonesia-China memberikan replika wahana ruang angkasa Shenzou-7 dan model kapal Yuanwang-5 kepada PP Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Hadir pada acara itu Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata dan Duta Besar China untuk Indonesia Zhang Qiyue, serta Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Adi Sadewo Salatun. Rangkaian kegiatan itu adalah bagian dari kunjungan delegasi China ke Indonesia hingga 23 Oktober, terkait peringatan 60 tahun hubungan diplomasi kedua negara dan 16 tahun kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menanggapi tawaran itu, Syamsa mengatakan, Indonesia lebih menekankan kerja sama di bidang pembuatan roket, sedangkan penerbangan wahana berawak tidak menjadi prioritas jangka pendek Indonesia. Keinginan China membantu program Roket Pengorbit Satelit (RPS) disampaikan Wakil Ketua China Satellite Launch and Tracking Control (CLTC) He Tiancheng kepada Sekretaris Utama Lapan Bambang Koesoemanto.

Lapan menawarkan pemanfaatan lokasi bandar antariksa di Pulau Enggano, Bengkulu, sebagai stasiun pengendalian jarak jauh (Telemetry, Tracking, and Command/TT&C) yang memandu peluncuran satelit orbit polar China. Tawaran serupa ditujukan kepada Amerika Serikat (NASA) dan India (ISRO). India telah mendirikan stasiun TT&C di Biak dan mulai beroperasi tahun 1997. (YUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com