Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Naskah Lama Dijual Pemiliknya

Kompas.com - 03/11/2010, 19:10 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Dua orang pakar dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Rabu (3/12/2010) di Balai Sidang UI Depok, menyampaikan pidato pengukuhannya.

Prof Dr Titik Pudjiastuti mengemukakan tentang Naskah dan Identitas Budaya dan Prof Dr Djoko Marihandono, SS, Msi menyampaikan pidato bertajuk Menjadi Sejarawan Profesional: Kajian tentang Sumber Sejarah dan Metodologinya.

Titik Pudjiastuti mengungkapkan pengalaman yang patut menjadi perhatian pihak terkait. Baerdasarkan pengalaman penelitian naskah di masyarakat, banyak pemilik naskah yang rela harta pusakanya dijual kepada orang asing.

Hal ini amat memprihatinkan, karena mereka tidak sadar dengan menjual naskah berarti juga telah menjual identitas budayanya.

"Apabila hal ini tidak segera ditangani, sudah pasti akar budaya bangsa Indonesia akan tercerabut dan generasi muda bangsa Indonesia kelak akan kehilangan identitas budayanya," katanya.

Dia melukiskan, di salah satu suratkabar ibukota, tanggal 29 November 2009, terdapat iklan penjualan koleksi naskah lama tulisan tangan berjudul Serat Centhini, yang harganya Rp 2,5 miliar.

"Ketika bertemu kolektornya, hari itu harganya naik menjadi Rp 3 miliar, karena menurut dia, koleksinya terlengkap di dunia (14 jilid)," tandasnya.

Menurut Puji, ketika diteliti naskah Serat Centhini tersebut adalah naskah salinan, yang dari kolofonnya diketahui disalin tahun 1926.

Dari penelitian naskah tradisional di berbagai daerah, dapat diketahui bahwa hingga kini tradisi penyalinan naskah nusantara masih terus berjalan, terlepas dari tujuan dan kepentingan penyalinannya.

Di Bali dan Lombok, penyalinan naskah lontar masih giat dilakukan. Begitu juga dengan penyalinan naskah Jawa di Keraton Yogyakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com