Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana dan Kreativitas Guru-guru Kita

Kompas.com - 04/11/2010, 17:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Modul-modul atau materi mengenai pengetahuan dan keterampilan kesiapsiagaan bencana belum ada di sekolah. Oleh karena itu sosialisasi pengetahuan kesiapsiagaan bencana itu berbeda-beda dan tergantung pada kreativitas masing-masing guru.

Pemahaman siswa akan pengetahuan dan keterampilan kesiapsiagaan bencana dikhawatirkan minim, tidak lengkap, dan bervariasi. Murdiwiyono, guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, mengaku secara formal tidak ada modul atau bahan materi ajar dari pemerintah yang khusus menyampaikan cara-cara mengurangi risiko bencana atau menghadapi bencana.

"Biasanya kita selipkan sedikit-sedikit di pelajaran. Yang penting anak-anak memiliki kesiapan mental bagaimana menyikapi bencana," kata Murdiwiyono, Kamis (4/11/2010).

Murdiwiyono mengaku kerap bingung cara menyampaikan pengetahuan dan keterampilan menghadapi bencana pada siswa. Kebingungannya itu karena memang tidak ada panduan yang jelas. Padahal, kata dia, lokasi sekolah dan tempat tinggal mayoritas siswa berada dekat dengan kawasan Gunung Merapi.

"Paling-paling ketika membahas suatu masalah, saya kait-kaitkan saja dengan lahar dingin, lahar panas, letusan, dan cara-cara menyelamatkan diri. Tetapi tidak semua guru begitu," ujarnya.

Hal senada juga dikemukakan Afrizal, guru di SMK Kota Padang, Sumatera Barat. Ketika terjadi gempa, kata Afrizal, siswa kerap menyelamatkan diri dengan cara yang tidak tepat, bahkan bisa dikatakan membahayakan diri karena berlindung di tempat yang berbahaya.

"Guru yang seharusnya memberikan pengetahuan dan keterampilan yang tepat juga banyak yang tidak tahu. Akhirnya anak-anak banyak yang tahu sendiri belajar dari pengalaman, tetapi caranya sering keliru," ujarnya.

Tidak adanya modul atau materi yang resmi dari pemerintah mengenai kesiapsiagaan bencana itu, menurut Afrizal, menunjukkan ketidakseriusan pemerintah. Seharusnya pemerintah pusat atau daerah secara rutin memberikan pelatihan kesiapsiagaan bencana kepada daerah-daerah yang rawan bencana seperti Padang.

"Sehingga ketika terjadi bencana, semua tidak kebingungan harus lari kemana atau berbuat apa," ujarnya.

Sebelumnya, Rabu (3/11/2010), Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, mengatakan pengetahuan dan keterampilan kesiapsiagaan bencana telah dituangkan ke dalam modul yang berbeda-beda untuk daerah rawan bencana, banjir, tsunami, gempa, letusan gunung berapi, kekeringan, dan kebakaran. Modul yang disusun Kementerian Pendidikan Nasional, guru, dan lembaga-lembaga nonpemerintah internasional itu telah ada sejak enam bulan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com