Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Guru-Guru Keluhuran" Disambut Positif

Kompas.com - 11/11/2010, 18:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Buku "Guru-Guru Keluhuran", yang terdiri dari 23 tulisan inspiratif dari sebuah generasi yang hidup di tiga zaman, yaitu penjajahan Belanda diselingi Inggris, penjajahan Jepang, dan era kemerdekaan, disambut positif oleh mahasiswa. Hal ini setidaknya tercermin ketika talk show mengenai buku ini digelar di Universitas Katholik Atmajaya, Jakarta, Kamis (11/11/2010).

Buku yang disunting wartawan Kompas ST Sularto dan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas ini merupakan kompilasi tulisan Adrian B Lapian, BRA Mooryati Soedibyo, Ciputra, Conny Semiawan, Daoed Joesoef, Emil Salim, HAR Tilaar, Koento Wibisono Siswomihardjo, Mangombar Ferdinand Siregar, Melly G Tan, dan MT Zen. Ada pula Myra Sidharta, RP Soejono, Rosihan Anwar, Santoso S Hamijoyo, Saparinah Sadli, Sayidiman Suryohadiprojo, Sediono MP Tjondronegoro, Sjamsoe'oed Sadjad, Soekanto SA, Soemarno Soedarsono, Toeti Heraty, dan Winarno Surakhmad. Para sesepuh di bidang pendidikan tersebut masing-masing mengisahkan dengan gaya bertutur soal perjuangan hidup mereka di tiga zaman tersebut.

Aktivis mahasiswa Cendikia Putra dari Universitas Prasetya Mulya mengatakan, kisah-kisah yang ditulis para pelaku sejarah ini menginspirasinya dan memberikan pemahaman yang mendalam soal kondisi Indonesia di masa penjajahan Belanda diselingi Inggris, Jepang, serta era kemerdekaan. Secara spesifik, Cendikia mengaku terkesan dengan perjuangan Ciputra, yang dari seorang mahasiswa Jurusan Arsitektur ITB hingga menjadi konglomerat Indonesia.

Cendikia mengaku kagum dengan kegigihan dan kemampuan Ciputra mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Hal sama disampaikan Gladis, pemateri yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Unika Atmajaya Jakarta.

"Saya mempelajari sejarah Indonesia dari penjajahan sampai era kemerdekaan. Buku ini membantu meningkatkan nilai hidup bangsa Indonesia. Yang berkisah di buku ini bukan sejarawan, tapi pelaku langsung," katanya.

"Buku ini juga dapat memotivasi anak muda untuk berkarya sejak dini demi kemajuan Indonesia. Pesan buku ini mengatakan, mempunyai mimpi itu penting. Jika mimpi kita kecil, maka kita akan menjadi kecil. Jika mimpi kita besar, maka kita menjadi besar," katanya.

Sementara itu mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan, buku ini dapat menjadi renungan inspiratif dan kaya tentang rasa merdeka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com