Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian Hanya untuk Kenaikan Pangkat

Kompas.com - 27/11/2010, 04:48 WIB

Jakarta, Kompas - Penelitian dan penulisan artikel ilmiah para dosen di Indonesia masih banyak yang dilakukan untuk sekadar kenaikan pangkat. Kondisi ini menyebabkan budaya penelitian di perguruan tinggi yang dibutuhkan untuk memajukan ilmu pengetahuan belum memiliki kontribusi yang berarti.

Hal itu antara lain dikemukakan Mien Ahmad Rifai, Pembina Senior Jurnal Nasional Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. Mien tampil sebagai salah seorang pembicara dalam seminar dan lokakarya nasional ”Menguatkan Budaya Penelitian, Menegakkan Etika Intelektual” yang diselenggarakan Prasetiya Mulya Business School dan DP2M, Kamis-Jumat (25-26/11).

Penerbitan berkala ilmiah di Indonesia, menurut Mien, kesulitan mendapatkan naskah. Penerbitan ilmiah pun tidak untuk memajukan ilmu, tetapi buat menyediakan bukti dan sarana pendukung kenaikan pangkat.

Sammy Kristamuljana, Ketua Prasetiya Mulya Business School, mengatakan, kegiatan keilmiahan, termasuk penelitian dan penerbitan jurnal ilmiah, harus bermanfaat bagi masyarakat.

Djisman S Simandjuntak, anggota Komite Ekonomi Nasional, mengatakan, pemerintah semestinya juga mendukung perguruan tinggi swasta yang jumlahnya jauh lebih besar dari negeri untuk juga memperkuat budaya penelitian. ”Perlu kolaborasi dengan beragam kalangan untuk mensponsori satu jurnal ilmiah bermutu,” ujar Djisman.

Djoko Wintoro, Direktur Riset Prasetiya Mulya Business School, mengatakan, negara perlu mengembangkan teori-teori bisnis untuk memperkuat daya saing ekonomi di kancah global. ”Kalau tidak, akan terus jadi pengikut selamanya,” ujar Djoko.

Sebagai contoh, China yang kini berkembang pesat dalam ekonominya di dunia internasional karena mampu mengembangkan teori-teori bisnis yang dibutuhkan pengusaha.

”Pengusaha itu butuh teknologi dan teori bisnis. Peneliti mesti bisa menangkap ini dengan melihat perusahaan-perusahaan yang ada di negerinya sebagai ruang penelitian,” ujar Djoko.

(ELN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com