Jakarta, Kompas
Hal itu antara lain dikemukakan Mien Ahmad Rifai, Pembina Senior Jurnal Nasional Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. Mien tampil sebagai salah seorang pembicara dalam seminar dan lokakarya nasional ”Menguatkan Budaya Penelitian, Menegakkan Etika Intelektual” yang diselenggarakan Prasetiya Mulya Business School dan DP2M, Kamis-Jumat (25-26/11).
Penerbitan berkala ilmiah di Indonesia, menurut Mien, kesulitan mendapatkan naskah. Penerbitan ilmiah pun tidak untuk memajukan ilmu, tetapi buat menyediakan bukti dan sarana pendukung kenaikan pangkat.
Sammy Kristamuljana, Ketua Prasetiya Mulya Business School, mengatakan, kegiatan keilmiahan, termasuk penelitian dan penerbitan jurnal ilmiah, harus bermanfaat bagi masyarakat.
Djisman S Simandjuntak, anggota Komite Ekonomi Nasional, mengatakan, pemerintah semestinya juga mendukung perguruan tinggi swasta yang jumlahnya jauh lebih besar dari negeri untuk juga memperkuat budaya penelitian. ”Perlu kolaborasi dengan beragam kalangan untuk mensponsori satu jurnal ilmiah bermutu,” ujar Djisman.
Djoko Wintoro, Direktur Riset Prasetiya Mulya Business School, mengatakan, negara perlu mengembangkan teori-teori bisnis untuk memperkuat daya saing ekonomi di kancah global. ”Kalau tidak, akan terus jadi pengikut selamanya,” ujar Djoko.
Sebagai contoh, China yang kini berkembang pesat dalam ekonominya di dunia internasional karena mampu mengembangkan teori-teori bisnis yang dibutuhkan pengusaha.
”Pengusaha itu butuh teknologi dan teori bisnis. Peneliti mesti bisa menangkap ini dengan melihat perusahaan-perusahaan yang ada di negerinya sebagai ruang penelitian,” ujar Djoko.