Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Karya Siswa SMK Tak Kalah Cakep...

Kompas.com - 04/12/2010, 21:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Andina (17) sangat bahagia ketika hasil-hasil karyanya laku dalam sejumlah pameran yang pernah diikuti oleh sekolahnya. Siswi yang duduk di tingkat akhir di SMK Negeri 5 Yogyakarta ini mengatakan seluruh produk batik yang dijual di pameran ini adalah karya siswa-siswi sekolahnya, terutama kelas III, yang duduk di jurusan Tekstil.

Andina dan sekolahnya tengah mengikuti Expo yang digelar oleh Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIP) di UKM Convention Center SMESCO UKM, 2-5 Desember.

Saat ditemui Kompas.com, Sabtu (4/12/2010), Andina tengah melayani sejumlah calon pembeli yang tertarik dengan produk di stannya. Kain bahan dengan berbagai motif khas Yogyakarta dijual dengan rentang harga Rp 150.000-Rp 400.000 tergantung pada ukuran, bahan dan motifnya. Sajadah bermotif batik dijual sekitar Rp 50.000-Rp 75.000.

Di stan itu juga terpampang taplak meja, selendang hingga sapu tangan. Stan sekolah ini juga membuat spot kecil untuk mendemonstrasikan pembuatan batik sederhana. Fungsinya juga semacam workshop. Siapa pun, termasuk anak-anak, diperbolehkan mengikuti workshop singkat yang langsung dimentori oleh salah satu siswa atau siswi ini. Nah, pengunjung tinggal memberi rupiah sebagai biaya penggantian kain dan pewarnanya saja.

Andina yang sebelumnya ingin sekolah di SMA biasa ini tampak sabar membimbing seorang gadis kecil untuk menggambar motif bunga dengan canting dan lilin. "Suatu saat saya ingin jadi guru seperti ini juga," katanya.

Andina remaja waktu itu masuk SMK atas dorongan orang tuanya. Dia pun mengaku tidak terlalu menolak meski juga ingin masuk ke SMA. Lalu, dipilihnya jurusan Tekstil. Andina tertarik dengan sejumlah mata pelajaran yang sesuai dengan cita-citanya, seperti mata pelajaran Batik, Tenun dan Sulam. "Waktu itu kenapa ya? Saya ingin saja melestarikan budaya Indonesia, melestarikan batik," ucapnya mantap.

Sejak duduk di kelas I, mata pelajaran Batik sudah dimulai. Namun, Andina mengatakan siswa kelas I dan kelas II belum diperkenankan menjual hasil karyanya karena memang masih belajar dan masih sering berantakan. Namun, ketika duduk di semester terakhir kelas II hingga kelas III, karya-karya mereka sudah mulai dijual melalui berbagai pameran yang diikuti sekolah.

Sejak kelas II, dalam setiap semester, setiap siswa memang diwajibkan membuat dua karya batik berupa kain bahan. "Satu kain itu baru bisa selesai sekitar tiga bulan. Nah, kalau satu semester berarti dua," tambah Andina yang mengatakan hasil karya para siswa biasanya tak butuh waktu lama untuk segera laku.

Motif batik yang diterjemahkan siswa dalam batik buatan mereka biasanya merupakan pengembangan dari motif pakem yang mereka ketahui dari buku panduan di sekolah.

Namun, Guru Batik SMK Negeri 5 Yogyakarta, Saryono mengatakan tak sedikit karya yang motifnya merupakan ide orisinil para siswanya. "Kalau sudah kelas III, ide-ide sendiri para murid biasanya sudah keluar sendiri," katanya kepada Kompas.com.

Saryono mengatakan pelestarian membatik di sekolah memang strategi yang tepat. Selain itu, upaya ini juga mendorong penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Siswa SMK yang keluar dari jurusan Tekstil dari sekolahnya memang biasanya menjadi perajin atau pengusaha batik. Tak sedikit pula yang bekerja di sejumlah butik.

Saryono mengaku sangat bahagia melihat para siswanya tidak tergantung lagi pada lapangan kerja yang sudah ada. Dan memang, lanjutnya, itulah kelebihan SMK. "Siswa SMK itu kalau sudah lulus, punya ketrampilan sendiri dan bisa mandiri. Melanjutkan sekolah lagi juga bisa," tambahnya.

SMK Negeri 5 Yogyakarta berlokasi di Jalan Kenari nomor 71 Jakarta. Sekolah ini memiliki beberapa jurusan seperti Desain Komunikasi Visual, Desain dan Produksi Kriya Kayu, Desain dan Produksi Kriya Logam, Desain dan Produksi Kriya Tekstil, Desain dan Produksi Kriya Keramik dan Desain dan Produksi Kriya Kulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com