Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

Agama Islam di Ujian Nasional

Kompas.com - 15/12/2010, 10:23 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Pelajaran Agama Islam menjadi salah satu mata uji dalam ujian nasional di seluruh wilayah DI Yogyakarta tahun ajaran 2010. Namun, hasil ujian nasional Agama Islam tidak menjadi syarat mutlak kelulusan pelajar.

Kepala Bidang Perencanaan dan Standardisasi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi DI Yogyakarta Baskara Aji mengatakan, ujian nasional (UN) pelajaran Agama Islam akan diselenggarakan di tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK. ”Waktu ujian akan disesuaikan jadwal UN,” katanya, Selasa (14/12).

Diperkirakan, jumlah peserta UN Agama Islam mencapai 130.000 pelajar atau 90 persen dari jumlah pelajar SD sampai SMA/SMK di DIY. Selain agama Islam, belum ada rencana agama lain turut diujikan dalam UN. Ujian untuk agama-agama non-Islam masih akan dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu ujian akhir sekolah dengan soal yang dibuat masing-masing sekolah.

Menurut Baskara, UN Agama Islam dilaksanakan karena Kementerian Agama ingin memetakan daya serap pelajaran agama Islam di kalangan pelajar. Untuk itu, sejumlah daerah dipilih sebagai daerah pemetaan, salah satunya DI Yogyakarta. Tahun lalu, UN Agama Islam dilaksanakan di seluruh Bantul.

Karena dimaksudkan untuk pemetaan, hasil UN Agama Islam tidak mutlak menentukan kelulusan pelajar. Sekolah juga berhak menentukan batas minimal kelulusan UN Agama Islam.

Selain itu, nilai UN Agama Islam juga tidak dimaksudkan untuk keperluan mendaftar sekolah di jenjang yang lebih tinggi.

”Hasil UN Agama Islam ini akan terpisah dari lembar surat keterangan hasil ujian nasional yang biasa digunakan untuk mendaftar sekolah,” ucap Baskara.

Perlakuan sama

Terkait hal itu, Kepala SMA Negeri 10 Yogyakarta Timbul Mulyono mengatakan, apabila pelajaran agama menjadi salah satu mata uji, seharusnya semua agama diperlakukan sama. Penyelenggaraan UN hanya untuk satu agama saja dinilai tidak sejalan dengan keberagaman agama di Indonesia.

”Kalau satu diadakan, seharusnya semua juga ada meskipun muridnya hanya satu,” katanya.

Selain itu, penilaian agama tidak bisa dilakukan secara kognitif saja. Penilaian agama sangat berkaitan dengan perilaku sehari-hari. Penilaian secara teoritis saja dikhawatirkan mengurangi kemampuan pelajar mempraktikkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

Sampai saat ini, ujar Timbul, pihaknya belum menerima kepastian berlangsungnya UN Agama Islam. Padahal, masa penyelenggaraan UN sudah sangat dekat. (IRE)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Universitas Sriwijaya Jadi Kampus Terluas se-Asia Tenggara, Berapa Luasnya?

Universitas Sriwijaya Jadi Kampus Terluas se-Asia Tenggara, Berapa Luasnya?

Edu
Besok SNBT 2025 Ditutup, Ini Cara Simpan Permanen Akun SNPMB

Besok SNBT 2025 Ditutup, Ini Cara Simpan Permanen Akun SNPMB

Edu
Pemerintah Serahkan 250 Rumah Subsidi untuk Guru

Pemerintah Serahkan 250 Rumah Subsidi untuk Guru

Edu
Syarat Nilai Rapor Daftar Sekolah Tinggi Intelijen Negara, Lulus Jadi CPNS di BIN

Syarat Nilai Rapor Daftar Sekolah Tinggi Intelijen Negara, Lulus Jadi CPNS di BIN

Edu
Pemerintah Sediakan 20.000 Unit Rumah Subsidi untuk Guru Indonesia

Pemerintah Sediakan 20.000 Unit Rumah Subsidi untuk Guru Indonesia

Edu
27 Bidang Ilmu UI Masuk Top 500 QS WUR by Subject 2025, Ada Kedokteran

27 Bidang Ilmu UI Masuk Top 500 QS WUR by Subject 2025, Ada Kedokteran

Edu
Data BPS: Perempuan Paling Banyak Pegang Ijazah Lulusan Perguruan Tinggi

Data BPS: Perempuan Paling Banyak Pegang Ijazah Lulusan Perguruan Tinggi

Edu
Jalur Mandiri ITB 2025, Cek Jadwal, Syarat, Biaya UKT dan IPI

Jalur Mandiri ITB 2025, Cek Jadwal, Syarat, Biaya UKT dan IPI

Edu
Kemendikdasmen-Kemenaker Dorong Lulusan Vokasi Jadi Pekerja Migran Profesional

Kemendikdasmen-Kemenaker Dorong Lulusan Vokasi Jadi Pekerja Migran Profesional

Edu
RUU TNI Disahkan, Guru Besar UMJ Soroti Masalah Transparansi dan Supremasi Sipil

RUU TNI Disahkan, Guru Besar UMJ Soroti Masalah Transparansi dan Supremasi Sipil

Edu
Undip Terima 3.268 Mahasiswa Lewat Jalur SNBP 2025, Masuk 10 Besar Se-Indonesia

Undip Terima 3.268 Mahasiswa Lewat Jalur SNBP 2025, Masuk 10 Besar Se-Indonesia

Edu
Kuliah di Malaysia, Solusi Pendidikan Terdekat dengan Biaya Terjangkau dan Mutu Diakui

Kuliah di Malaysia, Solusi Pendidikan Terdekat dengan Biaya Terjangkau dan Mutu Diakui

BrandzView
Siapa Guru yang Akan Mengajar di Sekolah Rakyat? Gus Ipul Ungkap Opsinya

Siapa Guru yang Akan Mengajar di Sekolah Rakyat? Gus Ipul Ungkap Opsinya

Edu
Mendikdasmen Bakal Temui Keluarga Guru Korban Serangan KKB Papua

Mendikdasmen Bakal Temui Keluarga Guru Korban Serangan KKB Papua

Edu
Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus ke Redaksi Tempo, Dosen UGM: Kasus Ini, Levelnya Lebih Tinggi

Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus ke Redaksi Tempo, Dosen UGM: Kasus Ini, Levelnya Lebih Tinggi

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau