Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unesa Menuju Revitalisasi

Kompas.com - 22/12/2010, 15:32 WIB

Surabaya, Kompas - Universitas Negeri Surabaya harus merevitalisasi diri. Sebagai lembaga pendidik tenaga kependidikan, Unesa harus menyesuaikan diri dengan tuntutan kualitas guru yang diperlukan di masyarakat.

Demikian benang merah dalam Rapat Terbuka Senat Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dalam rangka dies natalis ke-46, Selasa (21/12) di Gedung Serbaguna Unesa, Surabaya. Dalam rapat terbuka itu disampaikan orasi ilmiah ”Penguatan Karakter Bangsa Melalui Revitalisasi Pendidikan Guru dengan Model Pengembangan Profesi Guru Otentik Universitas Negeri Surabaya” oleh Sitti Maesuri Patahuddin dan laporan oleh Rektor Unesa Prof Muchlas Samani.

Menurut Sitti, jika Unesa berhasil mencetak guru profesional dan berkarakter, Indonesia akan mampu mengubah masa depan ke arah lebih baik. Untuk itu, diperlukan revitalisasi pendidikan guru. Pasalnya, kini guru dituntut mengikuti perkembangan teknologi dan merancang pembelajaran secara khusus, termasuk membangun karakter siswa.

Sementara itu, kata Sitti, tantangan guru antara lain ujian nasional, perubahan kurikulum, rendahnya motivasi belajar siswa, dan rendahnya kemampuan prasyarat siswa.

Untuk menjawab tantangan itu, pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unesa ini mengajukan model pengembangan guru otentik yang memadukan tiga konsep utama.

Konsep pertama, lima karakteristik pengembangan profesi guru yang efektif, yakni berkelanjutan, kolaboratif, berorientasi kebutuhan siswa, mempertimbangkan individu guru dan konteksnya, serta berfokus pada pendalaman materi. Konsep kedua, pembelajaran guru supaya benar-benar kompeten di bidang ajarnya. Konsep ketiga, masalah etnografi atau pendekatan untuk menginvestigasi secara mendalam proses pembelajaran guru dari konteks tempat pelaksanaan program pengembangan profesi guru.

Pembenahan

Revitalisasi Unesa dan penyiapan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk para sarjana kependidikan, menurut Muchlas, harus dilakukan. ”Jangan sampai kita menjual barang (PPG) dengan merek baru tetapi isinya lama,” ujarnya.

Salah satu pembenahan yang harus dilakukan, menurut Muchlas, menyangkut tenaga akademik Unesa. Saat ini sebanyak 82 persen dosen minimal sudah menyelesaikan studi S-2. Namun, sekitar 17 persen dosen masih sarjana S-1. Pengajar yang sudah merampungkan studi S-3 juga baru 14 persen, padahal semestinya sekitar 30 persen.

Pada kesempatan itu, Rektor Unesa meluncurkan logo baru Unesa. Logo ini tidak berbeda jauh dengan logo sebelumnya. Perbedaannya, lambang saat ini tidak dikelilingi garis segi lima dan tidak disertai tulisan ”Universitas Negeri Surabaya”.

”Logo, yang awalnya rumit, kini disederhanakan. Teratai tetap ada, tetapi dijadikan satu. Tulisan ’Universitas Negeri Surabaya’ yang melingkari logo diletakkan di bawahnya,” ujar Muchlas menjelaskan. (INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com