Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Berhak Pilih Siswa Terbaik?

Kompas.com - 20/01/2011, 11:05 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto selaku Ketua Umum Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) mengatakan, SNMPTN yang diikuti 60 PTN tahun ini memiliki dua jalur, yakni ujian tulis dan jalur undangan untuk siswa-siswa berprestasi. Jalur undangan akan dibuka Februari hingga Maret 2011 mendatang.

IPB sendiri mulai melakukan sosialisasi jalur undangan pada penerimaan mahasiswa baru. Sosialisasi ini dilakukan dengan mengundang para kepala SMA dari sejumlah daerah untuk mendengar penjelasan tentang prosedur jalur undangan dan berbagai program studi yang tersedia di IPB, Rabu (19/1/2011).

Dalam kesempatan sesi tanya jawab, para peserta menanyakan hal-hal teknis, seperti cara pemilihan siswa berprestasi di kelas reguler, unggulan, dan akselerasi.

”Bagaimana cara memilih 25 persen siswa terbaik di kelas jika kelasnya sudah kelas unggulan atau akselerasi?” kata Irsya, perwakilan dari SMA Negeri 1 Gresik, Jawa Timur.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Yoni Kusmaryono menegaskan, prestasi akademik siswa harus konsisten sejak kelas X hingga X11. Pada dasarnya, kata Yoni, jalur undangan memberikan otoritas dan kepercayaan kepada kepala sekolah untuk memilih dan merekomendasikan siswa-siswa yang berprestasi ke PTN.

Ia menjelaskan, daya tampung IPB untuk mahasiswa yang diterima melalui SNMPTN sebesar 83 persen, 63 persen di antaranya diambil dari jalur undangan. Sementara sisanya, 17 persen, diambil dari Ujian Talenta Masuk IPB (10 persen), dan Beasiswa Utusan Daerah serta Prestasi Internasional dan Nasional (7 persen).

”Pintu kami buka selebar-lebarnya untuk memberi kesempatan mahasiswa dari mana pun agar bisa masuk IPB. Kami juga tidak membuka seleksi mandiri. Semua reguler. Sekitar 17 persen non-SNMPTN itu bukan untuk mencari dana tambahan, tetapi semata-mata untuk mencari kekhasan,” kata Herry.

IPB, kata Herry, memiliki anggaran pendapatan dan belanja Rp 840 miliar per tahun.

”Itu diperoleh dari kerja sama berbagai pihak dan usaha komersial. Tujuannya agar berbagai riset IPB bisa diwujudkan,” ujarnya. (LUK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau