Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olimpiade Sains SMK Jangan Diskriminatif

Kompas.com - 12/02/2011, 17:09 WIB

Oleh Gigih Prastowo

MANADO, KOMPAS.com - Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang dikelola oleh Dikmenum (Direktorat Pendidikan Umum) Kementrian Pendidikan Nasional pada 2011 ini akan diadakan di Manado, Sulawesi Utara. Menilik sangat suksesnya penyelenggaraan OSN selama ini sebagai sebuah event kompetisi siswa SMA di seluruh Indonesia, saya sebagai siswa SMK sering merasa iri mendengar berbagai macam cerita kawan-kawan yang berkompetisi di OSN, khususnya di ilmu ekonomi.

Tentu saja iri. Saya melihat, betapa mereka bebas mengaktualisasikan diri tanpa perlu melihat asal almamater sekolahnya (SMA). Para peserta OSN itu disaring melalui sebuah tes di daerah secara transparan. Dari bidang ilmu ekonomi saja, tahun lalu ada 140 siswa yang terjaring masuk sebagai peserta OSN bidang ekonomi.

Mereka lalu bersaing. Namun, setelah kompetisi berakhir mereka bak sebuah keluarga yang memiliki satu tujuan hidup dalam ilmu ekonomi. Mereka selalu berbagi informasi tentang berbagai macam kompetisi ekonomi di manapun adanya.

Canda tawa mereka dalam sebuah komunitas pun selalu terlihat hangat. Terlebih, ketika ada sebuah kompetisi ekonomi yang kembali mempertemukan mereka. Aroma kompetisi sangat terasa, walau tak pernah melunturkan suasana kekeluargaannya.

Hal itu sangat berbeda dengan penyelenggaraan Olimpiade Sains Terapan Nasional (OSTN) yang dikelola oleh Dikmenjur (Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan) Kementrian Pendidikan Nasional, yaitu sebuah OSN untuk siswa SMK. OSTN tahun lalu yang dilaksanakan di Semarang saja hanya diikuti oleh sekolah-sekolah berlabel Sekolah Berstandar Internasional/Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (SBI/RSBI). Sementara SMK yang belum memenuhi kriteria itu, “please stop!”. Artinya, tidak bisa ikut.

Begitu diskriminatifnya OSTN? Apakah para pejabat di kalangan atas direktorat SMK berpikir, bahwa siswa/i SMK bukan SBI/RSBI tak punya kualitas bersaing yang tinggi?

Kalau pun memang demikian, apakah mereka berpikir menutup kesempatan berkompetisi bagi siswa/i SMK non-SBI/RSBI akan membuat siswa/i “terbelakang” itu akan mempunyai "greget" dalam pengembangan diri? Apakah itu tidak satu arti dengan membunuh cita-cita anak-anak yang diamanatkan rakyat kepadanya?

Ayolah para pengelola pendidikan yang mengabdikan dirinya mendidik anak-anak SMK! Selaku murid SMK non-SBI/RSBI, saya masih punya cita-cita di OSTN 4 di 2011 ini. Saya dan siswa SMK lainnya berharap tidak lagi kecewa tahun ini. Saya yakin, para penguasa belum tertutup hatinya untuk tidak membuat buat OSTN 2011 ini dikriminatif!

Penulis adalah siswa SMK PGRI 1 Sentolo, Manado

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com