Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Hadapi Ujian di Sekolah Bambu

Kompas.com - 16/04/2011, 14:51 WIB

MAMASA, KOMPAS.com — Meski anggaran pendidikan dalam APBN mendapat porsi terbesar, 20 persen, dibandingkan dengan sektor lainnya, potret buram pendidikan di berbagai daerah di Tanah Air masih saja memprihatinkan. Di Mamasa, Sulawesi Barat, puluhan siswa SMA Negeri 1, Kecamatan Balla, Mamasa, harus menumpang dan belajar berpindah-pindah tempat lantaran mereka tidak memiliki gedung permanen.

Meski belajar dalam kondisi yang jauh dari layak, para siswa dan gurunya tetap bersemangat memacu prestasi belajar menghadapi ujian agar bisa bersaing dengan siswa lain di kota yang relatif fasilitas pendidikannya jauh lebih layak.

Sudah lebih dari tiga tahun puluhan siswa SMA Negeri 1, Kecamatan Balla, Mamasa, yang hanya berjarak beberapa kilometer dari pusat Kota Mamasa ini harus belajar dan ujian di tempat darurat yang kondisinya memperihatinkan.

Pada Jumat (15/4/2011) para siswa terus memantapkan persiapan menghadapi ujian pada Senin. Berdasarkan pengamatan, sekolah mereka yang dibangun dari batang bambu dan pelepah nira ini kondisinya mulai lapuk dimakan rayap. Sejumlah atap dan dinding-dindingya mulai bocor, sementara tiang-tiang bambu yang menopang rangka atapnya mulai lapuk dimakan usia.

Situasi ini tentu saja bisa membahayakan keselamatan para siswa dan guru di sekolah jika sewaktu-waktu gedung ambruk diterpa hujan dan angin kencang.

Sebelumnya, para siswa SMA Negeri 1 Balla harus menumpang belajar di salah satu gedung SMP di Kecamatan Balla. Namun, karena jumlah siswanya terus bertambah, tidak ada jalan lain kecuali mereka harus pindah dan mencari tempat belajar yang lain. Terakhir mereka harus pindah dan membangun sekolah darurat yang seluruhnya didanai oleh para orangtua siswa sendiri. Jangankan gedung sekolah yang layak, perpustakaan, laboratorium, dan ruangan guru saja tak punya.

Praktis sejumlah mata pelajaran tak bisa berjalan maksimal lantaran fasilitas pendukung, seperti laboratoruim dan perpustakaan, tidak dimiliki sekolah ini. Di balik keterbatasan sarana dan fasilitas yang ada, para guru dan siswa tetap memacu semangat mereka berprestasi dan menyiapkan diri menghadapi ujian nasional agar bisa mengatasi ketertinggalan mereka dengan siswa-siswa di kota yang relatif lebih maju fasilitas pendidikannya.

Meski mengeluh belajar dalam situasi darurat yang serba tidak nyaman, siswi SMA Negeri 1 Balla, Veronika, misalnya, tetap berusaha optimistis dan bersemangat belajar agar bisa bersaing dengan sekolah lain saat ujian nasional nanti.

"Kami tidak boleh bersedih dan mengeluh dengan kondisi yang ada, kami nikmati saja. Justru kondisi yang memprihatinkan ini bisa memotivasi kami belajar lebih baik," ujarnya optimistis.

Pemerintah setempat memang telah menjanjikan akan membangun gedung sekolah yang layak agar para guru dan siswa di sekolah ini bisa mengajar dan belajar lebih nyaman. Namun, hingga kini gedung sekolah yang dijanjikan tak kunjung rampung dibangun.

Salah seorang guru SMA Negeri 1 Balla, Hasmar Jaya, berharap pemerintah bisa segera membangun sarana gedung dan fasilitas sekolah yang lebih layak agar mereka bisa lebih memacu prestasi belajar para siswa di sekolah untuk bisa bersaing dengan sekolah lain yang lebih maju.

"Meski kondisinya darurat, sekolah kami telah mencatat sejumlah prestasi membanggakan. Berbagai lomba tingkat kabupatendan provinsi pernah diraih siswa dari sekolah kami," ujar Hasmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com