Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5.814 Siswa Dilarang Ikut UN Susulan

Kompas.com - 19/04/2011, 12:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada pelaksanaan hari pertama ujian nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat, Senin (18/4/2011) kemarin, rupanya ada 5.814 siswa dinyatakan tidak hadir. Ketidakhadiran siswa tersebut tak disertai alasan jelas.

Terkait hal itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta menegaskan tidak akan mengizinkan para siswa tersebut mengikuti UN susulan.

"Mereka (siswa) ini kan tanpa keterangan. Jadi, tidak bisa ikut ujian susulan," ungkap Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Agus Suradika, Selasa (19/4/2011), saat dihubungi wartawan.

Agus menjelaskan, pelarangan dilakukan bagi siswa yang tidak memberikan alasan dengan jelas. Pelarangan itu juga berlaku untuk siswa terlambat tapi memberikan keterangan.

Seharusnya, lanjut Agus, keterangan tidak mengikuti UN dilakukan sebelum UN hari pertama selesai dilakukan. Namun, siswa yang tidak mengikuti UN tetapi memberikan keterangan sebelum UN selesai tetap berhak mengikuti UN susulan.

Tercatat, saat ini ada sebanyak 224 siswa diperbolehkan mengikuti UN susulan. Para siswa ini tidak mengikuti UN lantaran beberapa alasan, seperti keterangan sakit dan sebagian memberi keterangan karena ada urusan keluarga yang tidak dapat ditinggalkan.

"Ujian susulan dilaksanakan pada 25 -28 April 2011," tutur Agus.

Adapun berdasarkan data Disdik DKI Jakarta, jumlah siswa peserta UN mencapai 122.497 siswa. Namun, hanya 116.459 siswa yang mengikutinya. Jumlah siswa hadir mengikuti UN tahun ini di DKI Jakarta sebanyak 99,81 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terkini Lainnya

    Wacana Perguruan Tinggi Menambang: Transformasi atau Degradasi?

    Wacana Perguruan Tinggi Menambang: Transformasi atau Degradasi?

    Edu
    Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Dibuka, Pahami Alur dan Syaratnya

    Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Dibuka, Pahami Alur dan Syaratnya

    Edu
    Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi PPPK 2024 Tahap 2, Ini Link dan Cara Ceknya

    Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi PPPK 2024 Tahap 2, Ini Link dan Cara Ceknya

    Edu
    Tingkatkan Kualitas Guru, Mendikdasmen Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Akreditasi Unggul

    Tingkatkan Kualitas Guru, Mendikdasmen Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Akreditasi Unggul

    Edu
    Pendaftaran SNBP 2025 Dibuka, Simak Link, Syarat dan Cara Daftarnya

    Pendaftaran SNBP 2025 Dibuka, Simak Link, Syarat dan Cara Daftarnya

    Edu
    KIP Kuliah 2025 Dibuka, Sosialisasi Aturan Bisa Cek Link Ini

    KIP Kuliah 2025 Dibuka, Sosialisasi Aturan Bisa Cek Link Ini

    Edu
    Link Live Streaming Webinar Sosialisasi Pembukaan Pendaftaran KIP Kuliah Tahun 2025, Catat!

    Link Live Streaming Webinar Sosialisasi Pembukaan Pendaftaran KIP Kuliah Tahun 2025, Catat!

    Edu
    H-1 Pendaftaran SNBP 2025, Ini Panduan Mulai Login hingga Finalisasi

    H-1 Pendaftaran SNBP 2025, Ini Panduan Mulai Login hingga Finalisasi

    Edu
    Rasakan Ketidakadilan soal Tukin, Dosen ASN Kemendikti Saintek: Kami Merasa Dianaktirikan

    Rasakan Ketidakadilan soal Tukin, Dosen ASN Kemendikti Saintek: Kami Merasa Dianaktirikan

    Edu
    13 Jurusan IPB Sepi Peminat, Acuan Daftar SNBP 2025 pada 4 Februari

    13 Jurusan IPB Sepi Peminat, Acuan Daftar SNBP 2025 pada 4 Februari

    Edu
    Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Segera Buka, Cek Besaran Bantuannya

    Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Segera Buka, Cek Besaran Bantuannya

    Edu
    Mendikti: Banyak Peraturan Menteri Tak Sesuai Prinsip Otonomi Perguruan Tinggi

    Mendikti: Banyak Peraturan Menteri Tak Sesuai Prinsip Otonomi Perguruan Tinggi

    Edu
    Pendaftaran KIP Kuliah 2025, Bantuan hingga Rp 12 Juta Per Semester

    Pendaftaran KIP Kuliah 2025, Bantuan hingga Rp 12 Juta Per Semester

    Edu
    Polemik Tukin Dosen ASN, Koordinator Adaksi: Salah Nadiem atau Menteri Sekarang?

    Polemik Tukin Dosen ASN, Koordinator Adaksi: Salah Nadiem atau Menteri Sekarang?

    Edu
    Biaya Kuliah Mahal, Mendikti: Kalau Murah Bagaimana Dosen Bisa Mendidik?

    Biaya Kuliah Mahal, Mendikti: Kalau Murah Bagaimana Dosen Bisa Mendidik?

    Edu
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau