JAKARTA, KOMPAS.com - Kedatangan rombongan pelajar Indonesia yang berhasil mengharumkan nama bangsa di Rusia ternyata kalah terhormat ketimbang kunjungan anggota DPR RI ke sana yang dilakukan saat masa reses. Pelajar Indonesia yang mempersembahkan satu medali emas, dua medali perak, dua medali perunggu, dan tiga penghargaan khusus International Conference of Young Scientis di Moskwa, Rusia tidak dapat diterima pimpinan dan staf Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia karena sibuk menerima kunjungan anggota DPR RI.
Cobaan juga dialami rombongan tersebut saat mengalami masalah di bandara. Ketika rombongan pelajar Indonesia terlantar di Bandara Domodedovo, tidak ada staf Kedubes Indonesia yang menolong. Akibatnya, satu juri dan lima pelajar terpaksa bermalam di bandara. Sebanyak 12 pelajar Indonesia di bawah asuhan Surya Institute terlambat tiba di bandara karena panitia tidak memperhitungkan kemacetan yang parah di Kota Moskwa.
Sebagian pelajar dapat pulang ke Tanah Air pada Sabtu (30/4/2011) malam kemarin. Sebagian lainnya, terpaksa menginap di bandara dan direncanakan kembali ke Indonesia pada Minggu sore ini.
Perwakilan dari Indonesia tidak dapat menghubungi Kedubes Indonesia yang sibuk. Kesulitan yang dialami rombongan selama di Moskwa hanya bisa dilaporkan secara tertulis lewat email kepada Kedubes Indonesia di Rusia.
Pelajar yang berhasil mengharumkan nama bangsa adalah Jessica Lo (SMAK Cita Hati Surabaya) yang meraih medali emas. Medali perak dipersembahkan Luthfi Mu'awan (SMAN 1 Purwareja) dan Christy Hong (SMA St.Laurensia Tangerang).
Medali perunggu diraih Ninda Frisky dan Annisa Fitriani (keduanya dari SMAN 1 Yogyakarta) dan Christa Lorenzia Soesanto (SMP St.Laurensia Tangerang). Adapun penghargaan khusus diberikan kepada Ganang Albryansyah (SMPN 1 Bontang), Fialdy Josua Pattirajawane (SMP Chandra Kusuma Medan), dan Arief Ridho Kusuma (SMAN 1 Samarinda).
Sejak ikut ICYS tahun 2005 hingga sekarang, tim Indonesia tidak pernah pulang dengan tangan kosong. Lomba ini untuk menggali potensi peneliti muda yang kelak dapat berperan dalam penemuan dan pengembangan sains untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di dunia. Pelajar yang mewakili Indonesia diseleksi mulai dari tingkat regional yang dipusatkan di Medan, Bontang, Denpasa, dan Bandung.
Update Senin (2/5/2011). Menanggapi kabar tersebut, KBRI Moskow telah memberikan bantahan melakukan penelantaran. Dalam keterangan yang diterima Kompas.com, KBRI Moskow menyatakan telah terjadi kesalhapahaman informasi dan kronologi untuk menjelaskan mengenai hal tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.