Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pilihan, Orangtua Jangan Dominan

Kompas.com - 02/05/2011, 09:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anak masa kini memang memiliki pemahaman yang jauh berbeda dengan anak-anak sepuluh tahun lalu. Saat ini anak lebih bebas menyampaikan keinginan atau pendapatnya mengenai rencana pendidikan dirinya sendiri.

Demikian dikatakan psikolog Eileen Rachman di kantornya di Jakarta, Rabu (27/4/2011) pekan lalu. Menurut Eileen, hal itu bukan tanpa masalah. Banyak hal tidak pernah terpikirkan oleh orangtua ketika anak menentukan jurusan pendidikannya sendiri. Terlebih, jika keinginan anak sama sekali bertentangan dengan yang diinginkan orangtua.

Menurut dia, anak dapat melihat dirinya sendiri berdasarkan pengalaman dan pendidikan karakter yang dibangun orangtuanya. Di sinilah anak belajar mengenal perbedaan aturan, nilai, dan harapan yang dapatkan di lingkungan rumahnya.

"Karena itulah orangtua juga tidak boleh terlalu dominan pada anaknya. Sebagian kepekaan anak mulai terlatih dari harapan yang didapatkannya di rumah," ujar Eileen.

"Yang terpenting adalah di dalam rumah harus ada nilai. Saat ini masih banyak orangtua yang menginginkan anaknya menjadi pegawai negeri, dengan alasan pegawai negeri itu nanti dapat uang pensiun dan lain-lain. Faktanya memang seperti itu. Namun, orangtua juga harus menghargai keinginan anaknya," kata wanita kelahiran Bukittinggi, 3 Juli 1950, ini melanjutkan.

Eileen mengatakan, agar anak memiliki pemahaman yang sama mengenai pendidikan memang dibutuhkan kesabaran orangtua. Tidak susah, kata dia, tetapi juga tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Salah satu cara yang paling mudah dilakukan orangtua adalah mengubah gaya kepemimpinannya. Dengan cara itu anak dapat menganalisa dirinya sendiri tentang apa yang ia butuhkan.

"Ada anak yang sampai lulus SMA masih jadi penurut, ada yang tidak. Ada yang rebellious karena dia tahu, ada yang rebellious karena tak tahu apa yang dia mau. Nah, kalau seperti ini, sebaiknya pandangan dan pemikiran anak dibangun untuk tahu apa yang dia mau," lanjut Eileen.

Ia menambahkan, orangtua yang banyak menasihati hal-hal terbaik tetapi tidak melakukannya hanya akan membuat penghargaan anak terhadap orangtua berkurang. Menurut Eileen, nasihat tak perlu diberikan secara terus-menerus. Orangtua cukup memberikan contoh-contoh yang baik ketika anak sedang berada di rumah.

"Intinya, tunjukkan kebiasaan yang baik dari orangtua. Kebiasaan yang baik itu menyangkut masalah tanggung jawab, kedisiplinan, masalah sosial, dan lain-lain. Itulah yang harus dilatih kepada anak agar perbedaan pemahaman antarkeduanya dapat diselesaikan secara baik," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com